ANALISIS FENOTIP TANAMAN JAGUNG (Zea
Mays L) HASIL PERSILANGAN VARIETAS BONANZA
DENGAN JAGUNG PULUT
Laporan
Praktikum Pemuliaan Tanaman
KADEK SUDSARTA
12542111000811
SEKOLAH
TINGGI PERTANIAN
(STIPER) KUTAI TIMUR
SANGATTA
2013
I. PENDAHULUAN
I.I Latar
Belakang
Pemuliaan tanaman adalah suatu seni dari ilmu
pengetahuan untuk manciptakan tanaman yang lebih baik melalui perbaikan
genetik. Selain itu pemuliaan tanaman merupakan suatu metode yang secara
sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Hasil dari pemuliaan tanaman yaitu berupa tanaman unggul. Berdasarkan
hal tersebut di atas, maka kami berkeinginan untuk mengetahui lebih dalam
mengenai Pemuliaan tanaman dan manfaatnya bagi kehidupan yang tinggi tapi rentan
terhadap penyakit, sedangkan genotipe lainnya memiliki sifat-sifat lainnya
(sebaliknya). Jika seleksi diterapkan secara langsung maka kedua sifat unggul
tersebut akan selalu terpisah pada genotipe yang berbeda.
Oleh
sebab itu untuk mendapatkan genotipe yang baru yang memiliki kedua sifat unggul
tersebut perlu dilakukan penggabungan melalui rekombinasi gen. Persilangan
merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. Secara teknis,
persilangan dilakukan dengan cara memindahkan tepung sari kekepala putik pada
tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri
(self polination crop) maupun.
Salah
satu upaya yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah
dengan penggunaan bibit unggul. Sifat bibit unggul pada tanaman dapat timbul
secara alami karena adanya seleksi alam dan dapat juga timbul karena adanya
campur tangan manusia melalui kegiatan pemuliaan tanaman.
Di
Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat
produksi belum optimal,beberapa alasan penting kenapa
jagung komoditas tertentu ditanam dibeberapa lingkungan tumbuh,
karena mudah dan sederhana dikembangkan, benih dapat secara cepat
diperbanyak oleh petani atau kelompok tani sehingga memungkinkan menyebar,
mengurangi ketergantungan petani kepada pihak lain karena dapat menyimpan benih
sendiri, produksi lebih murah.
Produksi
jagung dewasa ini tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga
diperlukan impor. Keadaan ini tidak dapat dibiarkan karena akan merugikan para
peternak yang membutuhkan pakan, dimana jagung memegang peran 51% sebagai bahan
pokok pembuatan pakan. Untuk mengatasi hal ini maka dicarilah varietas jagung
yang dapat berproduksi sampai 8,5 ton/ha.
I.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pola
hereditas tanaman jagung ( zea mays L.) hasil persilangan
varietas bonanza dengan jagung pulut.
I.3.
Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa
dapat mengetahui teknik budidaya tanaman jagung
2. Mendapatkan hasil panen yang berkualitas
unggul dari hasil persilangan jagung bonansa dengan jagung pulut
3. Mahasiswa
dapat mengetahui teknik hibridasi tanaman jagung
4. Agar
mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyilangan
tanaman jagung.
5. Sebagai
informasi ilmiah dibidang pemulian tanaman, khususnya tanaman jagung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi
2.1.1. Klasifikasi tanaman jagung :
Kingdom :Plantae(Tumbuhan)
Subkingdom :Tracheobionta(Tumbuhanberpembuluh)
SuperDivisi :Spermatophyta(Menghasilkanbiji)
Divisi :Magnoliophyta(Tumbuhanberbunga)
Kelas :Liliopsida(berkepingsatu/monokotil)
SubKelas :Commelinidae
Ordo :Poales
Famili :Poaceae(sukurumput-rumputan)
Genus :Zea
Spesies :Zea mays
L
2.1.2.
Morfologi tanaman jagung
1. Struktur Akar
Akar jagung tergolong akar serabut
yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2
m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku
batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
2. Sruktur jagung
jagung tegak dan mudah terlihat,
sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat
mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset.
Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang
jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
3. Struktur Daun
Daun
jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun
terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun
jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata
dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada selsel daun.
4. Sruktur Bunga
Jagung memiliki bunga jantandan bunga betina yang
terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua
floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di
bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari
berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.
5. Struktur Tongkol.
Tongkol tumbuh dari buku, di antara
batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan
satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Buah Jagung
siap panen Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol
produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung
siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri)
2.2. Syarat tumbuh
1. Iklim
Adapun
faktor iklim yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah sebagai
berikut:
a. Suhu
Suhu
yang sesuai untuk tanaman jagung antara 21°C – 30°C dengan suhu optimum antara
23°C – 27°C, Untuk daerah-daerah di Indonesia,
persyaratan suhu tidak menjadi persoalan. Di Jawa Timur yang banyak
membudidayakan tanaman jagung, mempunyai suhu antara 25°C – 27°C. Daerah ini
sangat cocok untuk pertanaman jagung sehingga menjadi daerah jagung penting di
Indonesia.Pada waktu perkecambahan biji, suhu optimal berkisar 30°C – 32°C;
suhu di bawah 12,8°C akan mengganggu perkecambahan sehingga dapat menurunkan
hasil. Pada suhu 40°C – 44°C lembaga (embrio) jagung dapat rusak.Keadaan suhu
di Indonesia tidak menjadi masalah karena suhunya sudah cukup optimal bagi
pertumbuhan jagung. Namun, masa panen yang jatuh pada musim kemarau akan lebih
baik daripada pada musim penghujan. Hal ini terutama berpengaruh pada lamanya
masak biji dan mudahnya proses pengeringan biji dengan menggunakan sinar
matahari.
b. Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia
mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian
tempat 1000 – 1800 m di atas permukaan laut (dpl). Di Kenya, jagung dapat
tumbuh baik pada ketinggian 1200 – 1800 m dpl. Jagung yang ditanam di
dataran rendah di bawah 800 m dpl juga masih memberikan hasil yang baik pula.
c. Kemiringan
Lahan
Kemiringan lahan mempunyai hubungan
dengan gerakan air pada permukaan tanah. Lahan dengan kemiringan kurang dari 8%
dapat ditanami jagung, karena pada tingkat kemiringan tersebut sangat kecil
kemungkinan terjadinya erosi tanah. Namun air hujan yang berlebihan akan
terbagi; sebagian meresap ke dalam tanah dan sebagian lain mengalir ke bagian
yang lebih rendah.
d.
Intensitas Penyinaran
Pertanaman
jagung menghendaki sinar matahari langsung, oleh karena itu jika ternaungi maka
akan memberikan hasil yang kurang baik : batangnya kurus dan lemah, tongkolnya
ringan, dan hasilnya rendah.
Sinar
matahari diperlukan sebagai sumber energi yang membantu dalam proses
fotosintesis. Pada proses fotosintesis, sinar matahari berperan langsung pada
pemasakan makanan yang kemudian ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman.
Hasil fotosintesis yang disalurkan ke calon buah menyebabkan calon buah makin
cepat berkembang dan pengisian buahpun makin bertambah baik, tongkol semakin
berisi sehingga hasil yang diharapkan dapat terwujud.
e. Curah Hujan
Tanaman jagung membutuhkan curah hujan relatif
sedikit. Tanaman jagung akan tumbuh normal pada curah hujan sekitar 250 – 5000
mm ; kurang atau lebih dari angka ini akan menurunkan hasil jagung.Kandungan
air optimal untuk perkecambahan biji sekitar 25% – 60% dari kapasitas lapangan;
jika melebihi 60% maka akan mengganggu perkecambahan.Setelah perkecambahan,
kebutuhan airnya relatif sedikit, sedangkan kebutuhan air terbanyak terjadi
setelah tanaman jagung berbunga. Hujan lebat dalam waktu sebentar pada stadia
berbunga disusul penyinaran matahari merupakan pengaruh baik untuk produksi
jagung dibanding hujan terus-menerus atau tidak ada hujan sama sekali. Pada
daerah yang curah hujannya merata dengan batas musim kemarau yang kurang tegas,
seperti di sebagian Jawa Barat dan Jawa Timur, maka kebutuhan airnya cukup
terpenuhi sehingga jagung dapat tumbuh dengan baik. Namun sebagian daerah di
Jawa Timur yang curah hujannya relatif rendah karena musim kemarau yang lebih
panjang maka produksi jagungnya relatif lebih rendah. Jumlah air yang diuapkan
oleh satu tanaman jagung pada suhu 23°C adalah 1,8 liter; makin tinggi suhu
maka air yang diuapkan juga semakin banyak. Pada suhu 27°C dapat menguapkan air
sebanyak 3,1 liter. Meskipun demikian, tanaman jagung juga mempunyai kemampuan
yang tinggi untuk mengambil air dari dalam tanah sehingga air yang diuapkan
dapat diimbangi. Oleh karena itu, penanaman jagung perlu tepat waktu, terutama
pada daerah-daerah yang bercurah hujan rendah.
2. Tanah
Jagung dapat ditanam di hampir semua jenis tanah,
asalkan tanahnya subur, gembur (sarang), dan kaya akan humus. Selain itu,
drainase, aerasi, dan pengelolaan yang baik akan membantu keberhasilan usaha
tanaman jagung. Berdasarkan hasil penelitian, pH tanah yang baik untuk
pertumbuhan jagung di Indonesia adalah antara 5,5 – 7,5, sedangkan yang paling
baik adalah pH 6,8. Pada tanah-tanah dengan pH rendah (kurang dari 5,5)
pertumbuhan tanaman jagung kurang baik, hal ini mungkin disebabkan karena
keracunan ion-ion alumanium. Pada pH tanah di atas 8,0 tanaman masih dapat
tumbuh baik asalkan tanah tersebut cukup mengandung zat hara terutama hara
mikro. Pada tanah-tanah dengan pH rendah, sebaiknya dilakukan pengapuran dengan
maksud menaikkan pH tanah ; selain itu, akan menambah hara-hara tanaman karena
hara-hara yang tadinya terikat akan dilepas tanah ; juga dapat menambah kalsium
tanah yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
Adapun jenis-jenis tanah yang sesuai untuk pertanaman jagung adalah sebagai
berikut:
1. Tanah Andosol
Tanah andosol, yaitu tanah pegunungan yang berwarna
hitam dan berdebu adalah sesuai untuk pertumbuhan jagung, namun pH-nya
harus disesuaikan dengan persyaratan tumbuh tanaman jagung.
2. Tanah Latosol
Tanah-tanah latosol cocok untuk pertumbuhan tanaman
jagung asalkan keasaman tanah sesuai persyaratannya dan kaya akan humus. Ciri
umum tanah latosol adalah : bertekstur lempung sampai geluh, berstruktur remah
sampai gumpal lemah dan konsistensi gembur. Warna tanah merah, merah
kekuningan,
3. Tanah Grumusol
Tanah grumusol dapat ditanami jagung asalkan aerasi
dan draenasenya diperbaiki karena grumusol termasuk tanah berat. Nama grumusol
berasal dari istilah grumus yang berarti gumpal keras. Nama ini diberikan untuk
tanah lempung berwarna kelam yang bersifat fisik berat..
4.Tanah Berpasir
Tanah berpasir dapat ditanami jagung asalkan cukup air
dan hara tanaman untuk prtumbuhannya,sebab tanah semacam ini memiliki porositas
yang tinggi atau mudah meloloskan air secara perkolasi
5. Tanah Gambut
Pada tanah gambut jagungpun dapat tumbuh baik asalkan
kemasaman tanah diperbaiki, misalnya dengan pengapuran, karena tanah gambut
bereaksi masam (pH 3,0 – 5,0).Pengapuran sangat dianjurkan pada tanah-tanah
yang pH-nya rendah (kurang dari 5,5) apabila menghendaki pertanaman jagung yang
baik. Pada tanah-tanah di Indonesia terutama pada tanah-tanah yang pH-nya
kurang dari 5,5, pertumbuhan jagung kurang baik. Hal ini kemungkinan karena
keracunan ion-ion alumanium. Tanah yang kaya bahan organik atau humus penting
artinya karena dari padanya diharapkan hara tanaman, dan juga karena kandungan
humusnya maka tanah tidak akan cepat kering pada musim kemarau karena tanah
mempunyai daya memegang air yang tinggi
2.3. Teknik
Budidaya Tanaman Jagung
1. Persiapan
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu
penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung dilakukan
dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai
rata.Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi
cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis tanah
berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase.
2. Penanaman
Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak
tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan
pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum yang
berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar dipasaran
sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan menggunakan jarak tanam
100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu
tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang
dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung
kemudian lubang ditutup dengan tanah.
3. Pemupukan
Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap
tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).Nitrogen
dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji.
Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada semua
stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan nitrogen dalam tanaman
walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil.
Tanaman
jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut, khususnya saat tanaman
masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat sebelum tanaman setinggi
lutut.Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai
selesai pembungaan.
4. Pemeliharaan
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman, penjarangan,
penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat dilakukan dengan
penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 minggu
setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di pelihara sehingga
diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.Penurunan hasil yang disebabkan oleh
persaingan gulma sangat beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan,
populasi dan jenis gulma serta faktor budidaya lainnya. Periode kritis
persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau
sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut.Agar tidak merugi, lahan jagung
harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam
dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan
kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua.
Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan
mempermudah pengairan.Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun.Daun
jagung segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian
pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara
nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh.
5. Pengairan
Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah
tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa pertumbuhan
kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu berbunga yang
membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek diselingi
dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus.Pengairan sangat
penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang terlambat
mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan
melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan dengan
mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau menggunakan pompa
air bila kesulitan air.
6. Penyakit dan Hama
Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis
hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan menggangu pertumbuhan
jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain
a. Hama
tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat tanah, ulat
daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.
b. Penyakit
tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak ungu, karat.Sebelum
terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung tersebut maka dapat
dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara:
a.Penggunaan varietas bibit yang resisten
b. Penggunaan teknik-teknik agronomi
c. Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam
d. Pemeliharaan dan pemanfaatan musuh-musuh alami
7. Panen
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam,
ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya sudah
cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga.Pemanenan
dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah kuning.
Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada
bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen.Jagung yang dipanen
prematur butirannya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butir
pecah atau butirnya rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat
waktunya juga akan banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya
dilakukan saat tidak turun hujan sehingga pengeringan dapat segera dilakukan.
Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol berkelobot (berkulit).
8. Pasca panen
Penanganan pasca panen bisa dengan cara pengeringan, pada umumnya dilakukan
dengan menghamparkan jagung dibawah terik matahari menggunakan alas tikar atau
terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat dilakukan selama 3-4 hari. Dapat juga
menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung dipipil, agar segera dijemur
kembali sampai kering konstan (kadar air kurang lebih 12%) agar dapat disimpan
lama, biasanya memerlukan waktu penjemuran 60 jam sinar matahari.
Pengolahan
jagung ada 2 macam yaitu :
1.
Pengolahan basah (wet process),
adalah pengolahan jagung yang dilakukan dengan merendam jagung terlebih dahulu
di dalam air sehingga menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu
dikeringkan.
2.
Pengolahan kering (dry process),
adalah pengolahan secara kering tanpa perendaman, biasanya menghancurkannya
lebih sukar dibandingkan dengan cara basah.Penanganan pasca panen jagung adalah
semua kegiatan yang dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan
kepada konsumen, kegiatannya meliputi : pemanenan,pengangkutan,
pengeringan, penundaan, perontokan dan penyimpanan. Kegiatan penanganan
pasca panen pada umumnya dilakukan oleh petani, kelompok tani, koperasi
dan para pedagang pengumpul serta didukung oleh berbagai lembaga dalam
masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut dengan istilah Sistem
Penanganan Pasca
2.4. Macam-Macam jagung
Berdasarkan tujuan penggunaan atau pemanfaatannya, komoditas jagung di
Indonesia dibedakan atas jagung untuk bahan pangan, jagung untuk bahan industri
pakan, jagung untuk bahan industri olahan, dan jagung untuk bahan tanaman atau
disebut benih. Masing-masing jenis bahan tersebut memiliki nilai ekonomi yang
berarti,Jagung sebagai bahan pangan, dapat dikonsumsi langsung maupun perlu
pengolahan seperti jagung rebus, bakar, maupun dimasak menjadi nasi. Sebagai
bahan pakan ternak, biji pipilan kering digunakan untuk pakan ternak bukan
ruminan seperti ayam, itik, puyuh, dan babi, sedangkan seluruh bagian tanaman
(brangkasan) jagung atau limbah jagung, baik yang berupa tanaman jagung muda
maupun jeraminya dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia. Selain itu, jagung
juga berpotensi sebagai bahan baku industri makanan, kimia farmasi dan industri
lainnya yang mempunyai nilai tinggi, seperti tepung jagung, gritz jagung,
minyak jagung, dextrin, gula, etanol, asam organik, dan bahan kimia lain.
Disamping itu, bahan tanaman jagung yang umum disebut benih, merupakan bagian
terpenting dalam suatu proses produksi jagung itu sendiri. Plasma nutfah
tanaman jagung yang tumbuh di dunia mempunyai banyak jenis. Para ahli botani
dan pertanian mengklasifikasikan tanaman jagung berdasarkan sifat endosperma
(kernel) sebagai berikut.
Biji Jagung Berdasarkan Sifat Endosperma
Berdasarkan
penampilan dan tekstur biji (kernel), jagung diklasifikasikan ke dalam 7 tipe
yaitu
1.Jagung mutiara (flint corn)
– Zea mays indurata
Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat, licin, mengkilap dan keras karena
bagian pati yang keras terdapat di bagian atas dari biji. Pada waktu masak,
bagian atas dari biji mengkerut bersama-sama, sehingga menyebabkan permukaan
biji bagian atas licin dan bulat. Pada umumnya varietas lokal di Indonesia
tergolong ke dalam tipe biji mutiara. Sekitar 75% dari areal pertanaman jagung
di Pulau Jawa bertipe biji mutiara. Tipe biji ini disukai oleh petani karena
tahan hama gudang.
2. Jagung gigi kuda (dent corn) – Zea
mays identata
Bagian pati keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji,
sedangkan pati lunaknya di tengah sampai ke ujung biji. Pada waktu biji
mengering, pati lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut dari pada
pati keras, sehingga terjadi lekukan (dent) pada bagian atas biji. Tipe biji dent
ini bentuknya besar, pipih dan berlekuk. Jagung hibrida tipe dent adalah
tipe jagung yang populer di Amerika dan Eropa. Di Indonesia, terutama di Jawa,
kira-kira 25% dari jagung yang ditanam bertipe biji semi dent (setengah
gigi kuda).
3. Jagung manis (sweet corn) – Zea
mays saccharata
Bentuk biji jagung manis pada waktu masak keriput dan transparan. Biji
jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dari pada
pati. Sifat ini ditentukan oleh satu gen sugary (su) yang resesif.
Jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda pada saat masak susu (milking
stage).
4. Jagung berondong (pop corn) – Zea
mays everta
Pada tipe jagung pop, proporsi pati lunak dibandingkan dengan pati keras
jauh lebih kecil dari pada jagung tipe flint. Biji jagung akan meletus kalau
dipanaskan karena mengembangnya uap air dalam biji. Volume pengembangannya
bervariasi (tergantung pada varietasnya), dapat mencapai 15-30 kali dari besar
semula. Hasil biji jagung tipe pop pada umumnya lebih rendah daripada
jagung flint atau dent.
5. Jagung tepung (floury corn) -Zea
mays amylacea
Zat pati yang terdapat dalam endosperma jagung tepung semuanya pati lunak,
kecuali di bagian sisi biji yang tipis adalah pati keras. Pada umumnya tipe
jagung floury ini berumur dalam (panjang) dan khususnya ditanam di dataran
tinggi Amerika Selatan (Peru dan Bolivia).
6. Jagung ketan (waxy corn) – Zea
mays ceratina
Endosperma pada tipe jagung waxy seluruhnya terdiri dari
amylopectine, sedangkan jagung biasa mengandung ± 70% amylopectine dan 30%
amylose. Jagung waxy digunakan sebagai bahan perekat, selain sebagai
bahan makanan.
7. Jagung pod (pod corn) – Zea
mays tunicata
Setiap biji jagung pod terbungkus dalam kelobot, dan seluruh tongkolnya
juga terbungkus dalam kelobot. Endosperma bijinya mungkin flint, dent, pop, Dari
ketujuh jagung tersebut, jagung mutiara (flint corn) dan semi gigi kuda
(dent corn), serta jagung manis (sweet corn) yang banyak
dibudidayakan di Indonesia.
2.5. Pengertian Pemuliaan Tanaman
pemuliaan
tanaman adalah suatu seni dari ilmu pengetahuan untuk menciptakan tanaman yang
lebih baik melalui perbaikan genetik. selain itu pemuliaan tanaman merupakan suatu metode yang secara sistematik
merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia.hasil dari kegiatan pemuliaan tanaman yaitu berupa tanaman unggul. Menurut:Undang-undang
Republik Indonesia nomor 29 tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman,
Pemuliaan tanaman adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau
kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku
untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas
yang dihasilkan.
Adapun tujuan dari
pemuliaan tanaman antara lain:
1.peningkatan
hasil tanaman
2.
peningkatan kualitas
3.
peningkatan resistensi terhadap hama dan penyakit
4.perbaikan
adaptasi atau toleransi terhadap tekanan lingkungan dan efisiensi terhadap
penggunaan tekanan input ( sarana produksi )
2.5.1.
Sejarah Pemuliaan Tanaman
Manusia
kebanyakan tergantung kepada tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan
makanan dari ternak berupa daging,susu,telor dan lain-lain,untuk memproduksinya
juga memerlukan pakan yang sebagian besar dari tanaman. Dalam membudidayakan
tanaman petani selalu memerlukan bahan tanam berupa benih. Hasil tanaman yang
diusahakan petani akan tergantung pada benih yang ditanaman dan cara
membudidayakan. Dari benih yang baik akan memungkinkan petani menghasilkan
hasil yang baik pula,dari sejak jaman dahulu disadari atau tidak,petani telah
memilih benih yang baik sebagai bahan tanam, untuk mendapatkan pertumbuhan yang
baik serta hasil sebanyak mungkin. Usaha tersebut sebenarnya kegiatan pemuliaan
tanaman. Oleh karena itu perkembanganya tidak terlepas dari sejarah
perkembangan pertanian. Di samping itu pula sejarah perkembangan pemuliaan
tanaman juga sangat terkait dengan perkembangan genetika dan sitologi.banngsa
assyrians dan babylonian pada pemulaan tahun 700 sebelum masehi, telah
melakukan persilangan buatan pada tanaman sejenis palem Bangsa indian Amerika
telah melakukan kegiatan pemuliaan tanaman jagung,jauh sebelum bangsa kulit
putih datang ke amerika Hooke (1635-1703) Grew(1641-1712) Merupakan pengguna mikrokup
untuk pertama kali dan merupakan pelopor penelitian pemuliaan dari sel
millington (1676)memukakan tepung sari sebagai organ kelamin jantan.
2.5.2. Metode Pemuliaan
Tanaman
Pemuliaan tanaman diawali dengan upaya meningkatkan
variasi genetik yang dilanjutkan dengan seleksi
pada keturunan terbaik. Ada beberapa cara untuk meningkatkan variasi
genetik. Cara yang konvensional adalah menggunakan metode introduksi,
persilangan, dan manipulasi genom. Sementara proses modern yang seringkali
disebut sebagai bioteknologi, adalah manipulasi gen atau bagian kromosom serta
transfer gen.
a. Introduksi
Introduksi berarti
mendatangkan bahan baku tanaman dari tempat
yang berbeda. Ini merupakan pemuliaan tanaman yang paling sederhana. Introduksi
diilhami oleh teori “pusat keanekaragaman” yang diperkenalkan oleh ahli botani
Rusia, N.I. Vavilov. Metode introduksi mendatangkan berbagai
varietas tanaman dari tempat yang berbeda-beda, lalu dikembangbiakkan secara
vegetatif. Ada beberapa tanaman yang telah dimuliakan dengan cara ini, di
antaranya ketela pohon dan jarak pagar.
b. Persilangan
Persilangan adalah cara
kedua yang paling populer untuk meningkatkan variasi
tanaman. Sebagai contoh, menyilangkan tanaman gandum supaya tahan terhadap
tanah dengan kadar garam yang tinggi. Bahkan, semua tanaman padi, jagung,
dan kedelai, yang ditanam sebagai tanaman komoditi di negeri ini merupakan
hasil persilangan.Bila diamati secara mendalam, sebenarnya persilangan telah
memanfaatkan ilmu manipulasi komposisi gen. Bukan sekadar
mengawinkan dua varietas tanaman yang berbeda. Persilangan banyak dipilih
sebagai metode perbanyakan variasi karena murah,
efektif, efisien, dan mudah dilakukan.
c. Manipulasi Genom
Manipulasi genom merupakan
proses mengubah susunan gen menggunakan manipulasi ploidi, baik penggandaan set
kromosom maupun perubahan jumlah kromosom. Sebagai contoh, semangkatanpa
biji. Semangka ini sebenarnya merupakan persilangan antara semangka tetraploid
dengan semangka diploid. Sejatinya, dalam manipulasi genom, masih diperlukan
persilangan untuk menghasilkan individu baru
yang lebih unggul.
d. Manipulasi Gen
Manipulasi gen merupakan
metode pemuliaan tanaman dengan menggunakan penerapan genetika molekuler dan
juga mutasi gen.Teknik yang dilakukan, di antaranya tilling,
teknologi antisense, gene silencing, teknologi RNAi, rekayasa
gen, hingga over-expression. Dalam skala laboratorium, teknik-teknik
tersebut telah berhasil dibuktikan. Namun, hingga saat ini, belum ada varietas
baru yang dihasilkan, khususnya untuk kebutuhan komersil.
e. Transfer Gen
Nama
lain metode ini adalah transformasi DNA. Caranya, dengan menyisipkan gen dari
organisme lain ke dalam DNA tanaman untuk tujuan tertentu. Tanaman yang
dihasilkan biasanya mendapat sebutan tanaman transgenik. Sebagai contoh,
gen Agrobacterium tumefaciensyang disisipkan ke dalam
tanaman tembakau mampu membuat tanaman tersebut tahan
terhadap antibotik tertentu. Meskipun kemajuan teknologi telah membuktikan
keandalan metode ini sehingga hasil produk yang diperoleh lebih sesuai dengan
harapan manusia, berbagai aksi protes dan penentangan dilakukan oleh sejumlah
kelompok pencinta lingkungan.
III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum pemuliaan tanaman dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal
05 Oktober tahun 2013,bertempat di halaman belakang gedung Program Studi Agroteknologi,
Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yanh
digunakan dalam praktikun pemuliaan tanaman di antaranya:
3.2.1. Alat
a.
Parang
b.
Cangkul
c.
Gembor
d.
Meteran
3.2.2. Bahan
a.
Air
b.
Bibit jagung hibrida
c.
Anjir
d.
Tali rapia
3.3. Cara Kerja
a.
Siapkan media tanam dalam polibag dengan campuran top soil, pupuk kandang
b.
b.Polibag yang digunakan sebanyak 25 polibag terdiri dari 20 polibag berisi
jagung manis dan 5 polibag berisi jagung pulut
c.
tanaman benih jagung manis 1 minggu lebih dari awal dari jagung pulut
d.
ambil data setiap 2,4,6, dan 8 minggu setelah tanamsesuai dengan parameter
masing-masing
e.
penyulaman tanaman dilakukan 7 atau14 hari setelah tanam,terhadap benih
yang tidak tumbuh
f.
Lakukan penyiraman 2 kali sehari pada pagi dan siang atau di sesuaikan
dengan kondisi di lapangan (bila hujan turun maka tidak dilakukan penyiraman)
g.
Penyiangan gulma pada tanaman di dalam polibag maupun di sekitar polibag
dilakukan dengan manual yaitu mencabut dengan tangan dan jangan sampai
menggangun tanaman tersebut.
h.
Bila tanaman sudah berbunga, maka akan dilakukan penutupan bunga jantang
dengan amplop hal ini bertujuan agar benang sari tidak berterbangan ke
sembarang tempat
i.
Setelah benang sari masak, maka di lakukan penyilangan dari bunga jantan
pulut ke bunga betina jagung manis dan sebaliknya.
j.
Panen dilakukan sesuai dengan criteria panen
k.
Tongkol buah yang sudah di panen di jemur dibawah sinar matahari dengan
tujuan agar jagung dapat kering sehingga dapat diwiwil.
l.
Lakukan pengwilwilan pada jagung sudah dipanen lalu pilah-pilah antara jagung
kuning bulat,kuning keriput,puyih bulat,dan putoh keriput.
m.
Lakukan penghitungan dan masukkan data dalam tabel chi square test dan
lakukan pembahasan.
3.4. Parameter pengamatan
a.
Tinggi tanaman umur 2,4,,6, dan 8 minggu setelah tanam(MST)
Tinggi tanaman di hitung dengan mengunakan meteran
atau mistar. Diukur mulai dari permukaan tanah dalam polibag sampai pada titik
tumbuh tanaman jagung.
b.
Jumlah daun umur 2,4,6, dan 8 minggu setelah tanam(MST) Jumlah daun
dihitung dengan menghitung daun-daun yang terbentuk dari setiap tanaman nya
c.
Umur tanaman berbunga 80% dihitung dengan menghitung hari yang dibutuhkan
minimal 20 polibag tanaman jagungnya sudah mengeluarkan bunga
d.
Test Chi Square biji jagung
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman Jagung 2 MST
Grafik 1. Tinggi Tanaman Jagung 2 MST
Menurut
data grafik di atas maka dapat di simpulkan bahwa tinggi tanaman jagung pulut
yaitu 41,4 cm dengan njumlah daun 5 helai lebih tinggi di bandingkan tinggi
tanaman jagung bonanza hal ini di karenakan faktor lingkungan seperti iklim dan
tanah, kandungan unsur hara yang ada didalam polibag jagung pulut lebih banyak
dan lebih gembur di bandingkan dengan tanah yang ada di dalam polibag jagung
bonanza (manis) begitu pula dengan jumlah daunnya tanaman jagung pulut lebih
banyak di bandingkan dengan jumlah tanaman jagung bonanza (manis) seperti
terlihat pada grafik diatas:
Suprapto, (1990).mengemukakan bahwa Jagung
dapat tumbuh pada pH tanah antara 5,5–7,0 dan tanaman ini dapat tumbuh pada
ketinggian 0-1300 Mdpl. Tanah yang kemiringannya tidak lebih dari 8% masih
dapat ditanami jagung dengan arah barisan melintang searah kemiringan tanah
dengan maksud mencegah erosi pada waktu terjadi hujan jadi faktor lingkungan
seperti tanah dan iklim sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung.
4.2. Tinggi Tanaman Jgung 4 MST
Grafik 2. Tinggi Tanaman Jagung 4 MST
Menurut dari grafik
diatas maka dapat disimpulkan bahwa tinggi tanaman 4 minggu setelah tanam
tanaman jagung pulut lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi tanaman jagung bonanza
(manis), dengan tinggi rata-rata 104,6 cm Varietas jagung bonanza pada umur 4mst,
mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan hal ini dapat dilihat dari hasil
tanaman yang menunjukkan peningkatan jumlah
daun dengan rata-rata 8,05 yang hampir menyamai tanaman jagung paramita pulut
hal ini di karenakan telah di lakukan pemupukan pada tanaman jagung manis dan
jagung pulut
Marsono (2001) menyatakan bahwa Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil
maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan
dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif. Sehingga pupuk
merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk
menggantikan unsur yang habis diserap tanaman.
4.3.
Tinggi Tanaman Jagung 6 MST
Grafik 3 Tinggi
Tanaman Jagung 6 MST
Menurut dari grafik diatas maka
dapat di simpulkan bawah pertumbuhan tinggi tanaman dari varietas tanaman
jagung pulut lebih tinggi di bandingkan dengan varietas tanaman jagung bonanza
(manis) dengan tinggi rata-rata 149,4 cm hal ini dikarenakan unsur hara yang
terkandung di dalam tanah(polibag) tanaman bonanza lebih sedikit di bandingkan
dengan polibag dari tanaman jagung paramita (pulut). Dan apabila dengan jumlah
daun tanaman jagung pulut lebih banyak di bandingkan dengan tanaman jagung
bonanza (manis) dengan jumlah rata-rata 8,6 , seperti terlihat pada grafik di
atas.
Rosmarkam dan Yuwono, (2002). Tanaman memerlukan makanan yang sering
disebut hara tanaman Tanaman membutuhkan bahan organik untuk mendapatkan energi
dan pertumbuhannya, dengan menggunakan hara yang tersedia di dalam tanah tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi
hara tidak dapat digantikan oleh unsur lain
4.4.
Tinggi Tanaman Jagung 8 MST
Grafik 4 Tinggi Tanaman Jagung 8 MST
Menurut
dari grafik di atas maka dapat di simpulkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman
varietas pulut lebih tinggi di bandingkan dengan tinggi tanaman jagung varietas
bonanza (manis). Dengan tinggi rata-rata 172,8 dengan jumlah daun dengan
rata-rata 9 helai, Apabila di bandingkan dengan jumlah daun maka jumlah daun
tanaman jagung varietas bonanza (manis) lebih banyak dengan jumlah rata-rata 11
di bandingkan dengan jumlah daun varietas pulut. Hal ini dikarenakan terjadinya
pemupukan yang di lakukan pada tanaman, dan tanaman jagung bonanza (manis)
lebih cepat menyerap pupuk di bandingkan dengan tanaman jagung pulut, hal ini
di karenakan oleh unsur hara yang tersedia di polibag jagung pulut lebih banyak
atau cukup sehingga pemupukan yang dilakukan pada tanaman jagung pulut di
respon tapi dengan jumlah yang sangat kecil hal ini terjadi karna ketersediaan
nya unsur hara cukup atau tersedia
sebaliknya dengan tanaman jagung paramita (manis) lebih cepat merespon
pupuk N,P,K yang telah di berikan di karenakan jumlah unsur hara yang tersedia
di polibag sangat sedikit atau kekurangan unsur hara.
Nihayati dan
Damhuri (2004) mengemukakan bahwa, pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan
pemberian pupuk N, P, K yang memadai. Pemupukan merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap hasil jagung manis. Umumnya untuk mencapai hasil maksimum
petani sering memberikan pupuk melebihi kebutuhan tanaman dan kurang
memperhatikan waktu pemberian yang tepat.
4.5.
Waktu Berbunga 80 %
4.5.1.
Waktu Berbunga Tanaman Jagung
No
|
Waktu Berbunga Tanaman Jagung Manis
|
|
Tanggal
|
Waktu berbunga (hst)
|
01
|
24/11/2013
|
50
|
02
|
29/11/20133
|
55
|
03
|
28/11/2013
|
54
|
04
|
28/11/2013
|
54
|
05
|
24/11/2013
|
50
|
06
|
25/11/2013
|
51
|
07
|
29/11/2013
|
55
|
08
|
28/11/2013
|
55
|
09
|
26/11/2013
|
54
|
10
|
26/11/2013
|
52
|
11
|
27/11/2013
|
52
|
12
|
29/11/2013
|
55
|
13
|
26/11/2013
|
55
|
14
|
24/11/2013
|
52
|
15
|
25/11/2013
|
50
|
16
|
27/11/2013
|
51
|
17
|
29/11/2013
|
55
|
18
|
28/11/2013
|
55
|
19
|
25/11/2013
|
51
|
20
|
25/11/2013
|
51
|
Waktu Berbunga Tanaman Jagung Pulut
|
No
|
Tanggal
|
Waktu berbunga (hst)
|
01
|
14/10/2013
|
33
|
02
|
15/10/2013
|
34
|
03
|
15/10/2013
|
34
|
04
|
15/10/2013
|
34
|
05
|
14/10/2013
|
33
|
|
|
|
|
Tabel.1 waktu Berbunga
Tanaman Jagung
Menurut dari tabel di atas maka dapat di simpukan bahwa waktu
berbunga Tanaman jagung varietas Bonanza atau jagung manis adalah ketika
tanaman berumur 8 mst atau pada tanggal 29 november 2013, atau pada hari ke 55
pada masa ini tanaman jagung varietas bonanza berbunga 80 % dari keseluruhan
tanaman.
Pada tanaman jagung varietas paramita waktu berbunga
tanaman jagung ketika tanaman berumur 8 mst, yaitu pada tanggal 15 oktober 2013
pada tanaman no 21 dan 22 berbunga pada tanggal 14 oktober 2013 sedangkan pada
no 23, 24, dan 25 pada tanggal 15 oktober 2013, untuk lebih jelas lihat tabel
diatas.
Perbedaan waktu berbunga antara varietas jagung manis
dengan jagung pulut di karenakan adalah perbedaan waktu tanam, dan di pengaruhi
oleh faktor lingkungan seperti media tanam atau tanah yang digunakan di dalam
polibag. Kurangnya unsur hara yang terkandung di dalam tanah atau polibag
mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung yang mengakibatkan waktu berbunga
tanaman jagung menjadi tidak merata. Walaupun namanya sama dan bentuknya sama
tapi belum tentu pertumbuhannya sama dan waktu berbunganya bersamaan,
4.6 Test Chi Square biji jagung.
Berdasarkan
hasil persilangan antara jagung varietas bonanza (manis) dan
varietas paramita (pulut) dapat dihasilkan sebagai berikut :
No Tongkol
|
Kuning
|
Putih
|
Jumlah
|
1
|
24
|
420
|
444
|
2
|
17
|
146
|
163
|
3
|
31
|
90
|
121
|
4
|
29
|
202
|
231
|
5
|
37
|
375
|
412
|
6
|
439
|
34
|
473
|
7
|
215
|
57
|
272
|
8
|
245
|
43
|
288
|
9
|
307
|
24
|
331
|
10
|
167
|
31
|
195
|
Jumlah
|
1508
|
1422
|
2930
|
Tabel 2. Jumlah Warna Biji Per Tongkol
Berdasarkan data diatas
didapat chi square tes seperti dibawah ini
Ket
|
Kuning
|
Putih
|
Jumlah
|
Diperoleh (o)
|
1508
|
1422
|
2930
|
Diramal (e)
|
1465
|
1465
|
2930
|
Devisiasi (d)
|
-43
|
43
|
|
|
-42,5
|
42,5
|
|
|
1806,25
|
1806,25
|
|
|
1,23
|
1,23
|
|
|
1,23 + 1,23 = 2,36
|
Tabel 3. Che Square Tes
Berdasarkan tabel Chi X2
didapat hasil hipotesa adalah 2,36 dengan demikian hasil persilangan
tersebut sesuai dengan hukum Mendel yang
mengatakan hasil hitung > harga tabel dimana Hukum Mendel yang dikenal juga
dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang
merupakan pasangan akan dipisahkan dalam
dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan
dengan satu sifat beda. Dari terapan Hukum Mendel I adalah persilangan
monohibrid dengan dominansi suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat
daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat
menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat resesif (Baihaki, 1989).
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1.
Pemuliaan tanaman adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau
kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku untuk
menghasilkan varietas baru danmempertahankan kemurnian benih varietasyang dihasilkan
2. Berdasarkan
tabel Chi X2 didapat
hasil hipotesa adalah 2,36
dengan demikian hasil persilangan tersebut sesuai dengan hukum Mendel yang mengatakan
hasil hitung > harga tabel dimana Hukum Mendel yang dikenal juga dengan
Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan
pasangan akan dipisahkan dalam dua sel
anak
1.
Saran
1. Dalam
pelaksanaan penyilangan usahakan tanaman yang terpilih benar-benar tidak
terkontaminasi serbuk sari dari tanmanan yang lain.
2. Dalam
pengambilan data sebaiknya harus lebiih teliti agar data yang diambil lebih
akurat.
3.
Penyiraman tanaman
jagung sebaiknya dilakukan secara rutin.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Dosen Ilmu Tanah. 2013. Petunjuk Praktikum Pemuliaan Tanaman.
Program Studi Agroteknologi Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian Kutai Timur.
Baihaki,
A. 1989. Phenomena heterosis. Dalam Kumpulan Materi Perkuliahan
Latihan Teknik
Pemuliaan Tanaman dan Hibrida. Balittan Sukamandi, Balitbang Pertanian Deptan,
dan Fakultas Pertanian UNPAD. Tidak Dipublikasikan.
Dahlan,
M.M. 1994. Pemuliaan tanaman. Diktat Bahan Kuliah Pemuliaan Tanaman. Fakultas
Pertanian. Universitas Putra Bangsa, Surabaya.
Damardjati,
D.S., Subandi, K. Kariyasa, Zubachtirodin, S. Saenong. 2005. Prospek dan arah
pengembangan agribisnis jagung. Balitbang Pertanian, Departemen Pertanian.
Jakarta.
Deptan.
2007. Surat Keputusan Menteri Pertanian tentang pelepasan galur jagung hibrida
ST B11-209/Mr 14 sebagai varietas unggul dengan nama Bima-2 Bantimurung.
Gardner,
E.J. and D.P. Snusta. 1981. Principles of Genetic. Six Edition. John
Wiley and Sons. New York.
Hallauer
A.R. and J.B. Miranda FO. 1987. Quantitative Genetics in Maize
Breeding (2nd edition). Iowa State Univ.
Press.
Halloran,
G.M., R. Knight, K.S. Mc Whirter and D.H.B. Sparrow. 1979. Plant Breeding.
Australian Vice-Chancellors’ Committee.
Jenkins,
M. T. 1978. Maize Breeding During the Development and Early Years
of Hybrid Maize. Maize Breeding dan
Genetics. John Wiley and Sons,
Inc. Canada.
Jones,
D.F. 1918. The effect of inbreeding and cross breeding upon development of
maize. Corn. Agric. Exp. Station Bulletin. O. 207.
Jugenheimer,
R.W.1985. Corn Improvement, Seed production, and Uses. John Wiley, New York
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan
Mejaya,
M.J., M. Dahlan, M. Pabendon. 2004. Pola heterosis dalam pembentukan varietas
unggul jagung bersari bebas dan hibrida. Seminar Puslitbangtan, Bogor.