SpongeBob SquarePants

Selasa, 13 Desember 2016

ANALISIS FENOTIP TANAMAN JAGUNG (Zea Mays L) HASIL PERSILANGAN VARIETAS BONANZA DENGAN JAGUNG PULUT


ANALISIS FENOTIP TANAMAN JAGUNG (Zea Mays L) HASIL PERSILANGAN VARIETAS BONANZA
DENGAN JAGUNG PULUT

Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman




KADEK SUDSARTA
12542111000811



SEKOLAH TINGGI PERTANIAN (STIPER) KUTAI TIMUR
SANGATTA
2013


I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok.tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Pemuliaan tanaman adalah suatu seni dari ilmu pengetahuan untuk manciptakan tanaman yang lebih baik melalui perbaikan genetik. Selain itu pemuliaan tanaman merupakan suatu metode yang secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Hasil dari pemuliaan tanaman yaitu berupa tanaman unggul. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kami berkeinginan untuk mengetahui lebih dalam mengenai Pemuliaan tanaman dan manfaatnya bagi kehidupan yang tinggi tapi rentan terhadap penyakit, sedangkan genotipe lainnya memiliki sifat-sifat lainnya (sebaliknya). Jika seleksi diterapkan secara langsung maka kedua sifat unggul tersebut akan selalu terpisah pada genotipe yang berbeda.
Oleh sebab itu untuk mendapatkan genotipe yang baru yang memiliki kedua sifat unggul tersebut perlu dilakukan penggabungan melalui rekombinasi gen. Persilangan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. Secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahkan tepung sari kekepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri (self polination crop) maupun.
Salah satu upaya yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan penggunaan bibit unggul. Sifat bibit unggul pada tanaman dapat timbul secara alami karena adanya seleksi alam dan dapat juga timbul karena adanya campur tangan manusia melalui kegiatan pemuliaan tanaman.
Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal,beberapa alasan penting kenapa jagung komoditas tertentu ditanam dibeberapa lingkungan tumbuh, karena mudah dan sederhana dikembangkan, benih dapat secara cepat diperbanyak oleh petani atau kelompok tani sehingga memungkinkan menyebar, mengurangi ketergantungan petani kepada pihak lain karena dapat menyimpan benih sendiri, produksi lebih murah.
Produksi jagung dewasa ini tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga diperlukan impor. Keadaan ini tidak dapat dibiarkan karena akan merugikan para peternak yang membutuhkan pakan, dimana jagung memegang peran 51% sebagai bahan pokok pembuatan pakan. Untuk mengatasi hal ini maka dicarilah varietas jagung yang dapat berproduksi sampai 8,5 ton/ha.



I.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pola hereditas tanaman jagung  ( zea mays L.) hasil persilangan varietas bonanza dengan jagung pulut.

I.3. Manfaat Praktikum
1.      Mahasiswa dapat mengetahui teknik budidaya tanaman jagung
2.       Mendapatkan hasil panen yang berkualitas unggul dari hasil persilangan jagung bonansa dengan jagung pulut
3.      Mahasiswa dapat mengetahui teknik hibridasi tanaman jagung
4.      Agar mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyilangan tanaman jagung.
5.      Sebagai informasi ilmiah dibidang pemulian tanaman, khususnya tanaman jagung.








II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi
2.1.1. Klasifikasi tanaman jagung :
            Kingdom                  :Plantae(Tumbuhan)
Subkingdom             :Tracheobionta(Tumbuhanberpembuluh)
SuperDivisi              :Spermatophyta(Menghasilkanbiji)
Divisi                        :Magnoliophyta(Tumbuhanberbunga)
Kelas                        :Liliopsida(berkepingsatu/monokotil)
SubKelas                  :Commelinidae
Ordo                         :Poales
Famili                       :Poaceae(sukurumput-rumputan)
Genus                       :Zea
Spesies                     :Zea mays L
2.1.2. Morfologi tanaman jagung
1. Struktur Akar
            Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.


2. Sruktur jagung
            jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
3. Struktur Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada selsel daun.
4. Sruktur Bunga
            Jagung memiliki bunga jantandan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.

5. Struktur Tongkol.
            Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri)
2.2. Syarat tumbuh
1. Iklim
            Adapun faktor iklim yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah sebagai berikut:
a.      Suhu
            Suhu yang sesuai untuk tanaman jagung antara 21°C – 30°C dengan suhu optimum antara 23°C – 27°C, Untuk daerah-daerah di Indonesia, persyaratan suhu tidak menjadi persoalan. Di Jawa Timur yang banyak membudidayakan tanaman jagung, mempunyai suhu antara 25°C – 27°C. Daerah ini sangat cocok untuk pertanaman jagung sehingga menjadi daerah jagung penting di Indonesia.Pada waktu perkecambahan biji, suhu optimal berkisar 30°C – 32°C; suhu di bawah 12,8°C akan mengganggu perkecambahan sehingga dapat menurunkan hasil. Pada suhu 40°C – 44°C lembaga (embrio) jagung dapat rusak.Keadaan suhu di Indonesia tidak menjadi masalah karena suhunya sudah cukup optimal bagi pertumbuhan jagung. Namun, masa panen yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada pada musim penghujan. Hal ini terutama berpengaruh pada lamanya masak biji dan mudahnya proses pengeringan biji dengan menggunakan sinar matahari.
b. Ketinggian Tempat
            Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian tempat 1000 – 1800 m di atas permukaan laut (dpl). Di Kenya, jagung dapat tumbuh baik pada  ketinggian 1200 – 1800 m dpl. Jagung yang ditanam di dataran rendah di bawah 800 m dpl juga masih memberikan hasil yang baik pula.
c. Kemiringan Lahan
            Kemiringan lahan mempunyai hubungan dengan gerakan air pada permukaan tanah. Lahan dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami jagung, karena pada tingkat kemiringan tersebut sangat kecil kemungkinan terjadinya erosi tanah. Namun air hujan yang berlebihan akan terbagi; sebagian meresap ke dalam tanah dan sebagian lain mengalir ke bagian yang lebih rendah.
d. Intensitas Penyinaran
            Pertanaman jagung menghendaki sinar matahari langsung, oleh karena itu jika ternaungi maka akan memberikan hasil yang kurang baik : batangnya kurus dan lemah, tongkolnya ringan, dan hasilnya rendah.
Sinar matahari diperlukan sebagai sumber energi yang membantu dalam proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis, sinar matahari berperan langsung pada pemasakan makanan yang kemudian ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman. Hasil fotosintesis yang disalurkan ke calon buah menyebabkan calon buah makin cepat berkembang dan pengisian buahpun makin bertambah baik, tongkol semakin berisi sehingga hasil yang diharapkan dapat terwujud.
e. Curah Hujan
Tanaman jagung membutuhkan curah hujan relatif sedikit. Tanaman jagung akan tumbuh normal pada curah hujan sekitar 250 – 5000 mm ; kurang atau lebih dari angka ini akan menurunkan hasil jagung.Kandungan air optimal untuk perkecambahan biji sekitar 25% – 60% dari kapasitas lapangan; jika melebihi 60% maka akan mengganggu perkecambahan.Setelah perkecambahan, kebutuhan airnya relatif sedikit, sedangkan kebutuhan air terbanyak terjadi setelah tanaman jagung berbunga. Hujan lebat dalam waktu sebentar pada stadia berbunga disusul penyinaran matahari merupakan pengaruh baik untuk produksi jagung dibanding hujan terus-menerus atau tidak ada hujan sama sekali. Pada daerah yang curah hujannya merata dengan batas musim kemarau yang kurang tegas, seperti di sebagian Jawa Barat dan Jawa Timur, maka kebutuhan airnya cukup terpenuhi sehingga jagung dapat tumbuh dengan baik. Namun sebagian daerah di Jawa Timur yang curah hujannya relatif rendah karena musim kemarau yang lebih panjang maka produksi jagungnya relatif lebih rendah. Jumlah air yang diuapkan oleh satu tanaman jagung pada suhu 23°C adalah 1,8 liter; makin tinggi suhu maka air yang diuapkan juga semakin banyak. Pada suhu 27°C dapat menguapkan air sebanyak 3,1 liter. Meskipun demikian, tanaman jagung juga mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengambil air dari dalam tanah sehingga air yang diuapkan dapat diimbangi. Oleh karena itu, penanaman jagung perlu tepat waktu, terutama pada daerah-daerah yang bercurah hujan rendah.
2. Tanah
Jagung dapat ditanam di hampir semua jenis tanah, asalkan tanahnya subur, gembur (sarang), dan kaya akan humus. Selain itu, drainase, aerasi, dan pengelolaan yang baik akan membantu keberhasilan usaha tanaman jagung. Berdasarkan hasil penelitian, pH tanah yang baik untuk pertumbuhan jagung di Indonesia adalah antara 5,5 – 7,5, sedangkan yang paling baik adalah pH 6,8. Pada tanah-tanah dengan pH rendah (kurang dari 5,5) pertumbuhan tanaman jagung kurang baik, hal ini mungkin disebabkan karena keracunan ion-ion alumanium. Pada pH tanah di atas 8,0 tanaman masih dapat tumbuh baik asalkan tanah tersebut cukup mengandung zat hara terutama hara mikro. Pada tanah-tanah dengan pH rendah, sebaiknya dilakukan pengapuran dengan maksud menaikkan pH tanah ; selain itu, akan menambah hara-hara tanaman karena hara-hara yang tadinya terikat akan dilepas tanah ; juga dapat menambah kalsium tanah yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.


Adapun jenis-jenis tanah yang sesuai untuk pertanaman jagung adalah sebagai berikut:
1. Tanah Andosol
Tanah andosol, yaitu tanah pegunungan yang berwarna hitam dan berdebu adalah sesuai untuk pertumbuhan jagung, namun  pH-nya harus disesuaikan dengan persyaratan tumbuh tanaman jagung.
2. Tanah Latosol
Tanah-tanah latosol cocok untuk pertumbuhan tanaman jagung asalkan keasaman tanah sesuai persyaratannya dan kaya akan humus. Ciri umum tanah latosol adalah : bertekstur lempung sampai geluh, berstruktur remah sampai gumpal lemah dan konsistensi gembur. Warna tanah merah, merah kekuningan,
3. Tanah Grumusol
Tanah grumusol dapat ditanami jagung asalkan aerasi dan draenasenya diperbaiki karena grumusol termasuk tanah berat. Nama grumusol berasal dari istilah grumus yang berarti gumpal keras. Nama ini diberikan untuk tanah lempung berwarna kelam yang bersifat fisik berat..



4.Tanah Berpasir
Tanah berpasir dapat ditanami jagung asalkan cukup air dan hara tanaman untuk prtumbuhannya,sebab tanah semacam ini memiliki porositas yang tinggi atau mudah meloloskan air secara perkolasi
5. Tanah Gambut
Pada tanah gambut jagungpun dapat tumbuh baik asalkan kemasaman tanah diperbaiki, misalnya dengan pengapuran, karena tanah gambut bereaksi masam (pH 3,0 – 5,0).Pengapuran sangat dianjurkan pada tanah-tanah yang pH-nya rendah (kurang dari 5,5) apabila menghendaki pertanaman jagung yang baik. Pada tanah-tanah di Indonesia terutama pada tanah-tanah yang pH-nya kurang dari 5,5, pertumbuhan jagung kurang baik. Hal ini kemungkinan karena keracunan ion-ion alumanium. Tanah yang kaya bahan organik atau humus penting artinya karena dari padanya diharapkan hara tanaman, dan juga karena kandungan humusnya maka tanah tidak akan cepat kering pada musim kemarau karena tanah mempunyai daya memegang air yang tinggi
2.3. Teknik Budidaya Tanaman Jagung
1. Persiapan
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata.Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase.
2. Penanaman
Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.
3. Pemupukan
Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji. Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan nitrogen dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil.
Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut, khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat sebelum tanaman setinggi lutut.Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai selesai pembungaan.
4. Pemeliharaan
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma serta faktor budidaya lainnya. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut.Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan.Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun.Daun jagung segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh.
5. Pengairan
Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus.Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau menggunakan pompa air bila kesulitan air.
6. Penyakit dan Hama
Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan menggangu pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain
a. Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat tanah, ulat daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.
b. Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak ungu, karat.Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung tersebut maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara:
a.Penggunaan varietas bibit yang resisten
b. Penggunaan teknik-teknik agronomi
c. Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam
d. Pemeliharaan dan pemanfaatan musuh-musuh alami


7. Panen
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam, ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya sudah cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga.Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah kuning. Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen.Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau butirnya rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan sehingga pengeringan dapat segera dilakukan. Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol berkelobot (berkulit).
8. Pasca panen
Penanganan pasca panen bisa dengan cara pengeringan, pada umumnya dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah terik matahari menggunakan alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat dilakukan selama 3-4 hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung dipipil, agar segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air kurang lebih 12%) agar dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu penjemuran 60 jam sinar matahari.



Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu :
1.      Pengolahan basah (wet process), adalah pengolahan jagung yang dilakukan dengan merendam jagung terlebih dahulu di dalam air sehingga menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu dikeringkan.
2.      Pengolahan kering (dry process), adalah pengolahan secara kering tanpa perendaman, biasanya menghancurkannya lebih sukar dibandingkan dengan cara basah.Penanganan pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen, kegiatannya meliputi : pemanenan,pengangkutan, pengeringan, penundaan, perontokan dan penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada umumnya dilakukan oleh petani, kelompok tani, koperasi dan para pedagang pengumpul serta didukung oleh berbagai lembaga dalam masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut dengan istilah Sistem Penanganan Pasca
2.4. Macam-Macam jagung
Berdasarkan tujuan penggunaan atau pemanfaatannya, komoditas jagung di Indonesia dibedakan atas jagung untuk bahan pangan, jagung untuk bahan industri pakan, jagung untuk bahan industri olahan, dan jagung untuk bahan tanaman atau disebut benih. Masing-masing jenis bahan tersebut memiliki nilai ekonomi yang berarti,Jagung sebagai bahan pangan, dapat dikonsumsi langsung maupun perlu pengolahan seperti jagung rebus, bakar, maupun dimasak menjadi nasi. Sebagai bahan pakan ternak, biji pipilan kering digunakan untuk pakan ternak bukan ruminan seperti ayam, itik, puyuh, dan babi, sedangkan seluruh bagian tanaman (brangkasan) jagung atau limbah jagung, baik yang berupa tanaman jagung muda maupun jeraminya dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia. Selain itu, jagung juga berpotensi sebagai bahan baku industri makanan, kimia farmasi dan industri lainnya yang mempunyai nilai tinggi, seperti tepung jagung, gritz jagung, minyak jagung, dextrin, gula, etanol, asam organik, dan bahan kimia lain. Disamping itu, bahan tanaman jagung yang umum disebut benih, merupakan bagian terpenting dalam suatu proses produksi jagung itu sendiri. Plasma nutfah tanaman jagung yang tumbuh di dunia mempunyai banyak jenis. Para ahli botani dan pertanian mengklasifikasikan tanaman jagung berdasarkan sifat endosperma (kernel) sebagai berikut.
Biji Jagung Berdasarkan Sifat Endosperma
Berdasarkan penampilan dan tekstur biji (kernel), jagung diklasifikasikan ke dalam 7 tipe yaitu
1.Jagung mutiara (flint corn) – Zea mays indurata
Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat, licin, mengkilap dan keras karena bagian pati yang keras terdapat di bagian atas dari biji. Pada waktu masak, bagian atas dari biji mengkerut bersama-sama, sehingga menyebabkan permukaan biji bagian atas licin dan bulat. Pada umumnya varietas lokal di Indonesia tergolong ke dalam tipe biji mutiara. Sekitar 75% dari areal pertanaman jagung di Pulau Jawa bertipe biji mutiara. Tipe biji ini disukai oleh petani karena tahan hama gudang.


2. Jagung gigi kuda (dent corn) – Zea mays identata
Bagian pati keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji, sedangkan pati lunaknya di tengah sampai ke ujung biji. Pada waktu biji mengering, pati lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut dari pada pati keras, sehingga terjadi lekukan (dent) pada bagian atas biji. Tipe biji dent ini bentuknya besar, pipih dan berlekuk. Jagung hibrida tipe dent adalah tipe jagung yang populer di Amerika dan Eropa. Di Indonesia, terutama di Jawa, kira-kira 25% dari jagung yang ditanam bertipe biji semi dent (setengah gigi kuda).
3. Jagung manis (sweet corn) – Zea mays saccharata
Bentuk biji jagung manis pada waktu masak keriput dan transparan. Biji jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dari pada pati. Sifat ini ditentukan oleh satu gen sugary (su) yang resesif. Jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda pada saat masak susu (milking stage).
4. Jagung berondong (pop corn) – Zea mays everta
Pada tipe jagung pop, proporsi pati lunak dibandingkan dengan pati keras jauh lebih kecil dari pada jagung tipe flint. Biji jagung akan meletus kalau dipanaskan karena mengembangnya uap air dalam biji. Volume pengembangannya bervariasi (tergantung pada varietasnya), dapat mencapai 15-30 kali dari besar semula. Hasil biji jagung tipe pop pada umumnya lebih rendah daripada jagung flint atau dent.
5. Jagung tepung (floury corn) -Zea mays amylacea
Zat pati yang terdapat dalam endosperma jagung tepung semuanya pati lunak, kecuali di bagian sisi biji yang tipis adalah pati keras. Pada umumnya tipe jagung floury ini berumur dalam (panjang) dan khususnya ditanam di dataran tinggi Amerika Selatan (Peru dan Bolivia).
6. Jagung ketan (waxy corn) – Zea mays ceratina
Endosperma pada tipe jagung waxy seluruhnya terdiri dari amylopectine, sedangkan jagung biasa mengandung ± 70% amylopectine dan 30% amylose. Jagung waxy digunakan sebagai bahan perekat, selain sebagai bahan makanan.
7. Jagung pod (pod corn) – Zea mays tunicata
Setiap biji jagung pod terbungkus dalam kelobot, dan seluruh tongkolnya juga terbungkus dalam kelobot. Endosperma bijinya mungkin flint, dent, pop, Dari ketujuh jagung tersebut, jagung mutiara (flint corn) dan semi gigi kuda (dent corn), serta jagung manis (sweet corn) yang banyak dibudidayakan di Indonesia.
2.5. Pengertian Pemuliaan Tanaman
pemuliaan tanaman adalah suatu seni dari ilmu pengetahuan untuk menciptakan tanaman yang lebih baik melalui perbaikan genetik. selain itu pemuliaan tanaman merupakan suatu metode yang secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.hasil dari kegiatan pemuliaan tanaman yaitu berupa tanaman unggul. Menurut:Undang-undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman, Pemuliaan tanaman adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan.

Adapun tujuan dari pemuliaan tanaman antara lain:
1.peningkatan hasil tanaman
2. peningkatan kualitas
3. peningkatan resistensi terhadap hama dan penyakit
4.perbaikan adaptasi atau toleransi terhadap tekanan lingkungan dan efisiensi terhadap penggunaan tekanan input ( sarana produksi )
2.5.1. Sejarah Pemuliaan Tanaman
Manusia kebanyakan tergantung kepada tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan makanan dari ternak berupa daging,susu,telor dan lain-lain,untuk memproduksinya juga memerlukan pakan yang sebagian besar dari tanaman. Dalam membudidayakan tanaman petani selalu memerlukan bahan tanam berupa benih. Hasil tanaman yang diusahakan petani akan tergantung pada benih yang ditanaman dan cara membudidayakan. Dari benih yang baik akan memungkinkan petani menghasilkan hasil yang baik pula,dari sejak jaman dahulu disadari atau tidak,petani telah memilih benih yang baik sebagai bahan tanam, untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik serta hasil sebanyak mungkin. Usaha tersebut sebenarnya kegiatan pemuliaan tanaman. Oleh karena itu perkembanganya tidak terlepas dari sejarah perkembangan pertanian. Di samping itu pula sejarah perkembangan pemuliaan tanaman juga sangat terkait dengan perkembangan genetika dan sitologi.banngsa assyrians dan babylonian pada pemulaan tahun 700 sebelum masehi, telah melakukan persilangan buatan pada tanaman sejenis palem Bangsa indian Amerika telah melakukan kegiatan pemuliaan tanaman jagung,jauh sebelum bangsa kulit putih datang ke amerika Hooke (1635-1703) Grew(1641-1712) Merupakan pengguna mikrokup untuk pertama kali dan merupakan pelopor penelitian pemuliaan dari sel millington (1676)memukakan tepung sari sebagai organ kelamin jantan.
2.5.2. Metode Pemuliaan Tanaman
            Pemuliaan tanaman diawali dengan upaya meningkatkan variasi genetik yang dilanjutkan dengan seleksi pada keturunan terbaik. Ada beberapa cara untuk meningkatkan variasi genetik. Cara yang konvensional adalah menggunakan metode introduksi, persilangan, dan manipulasi genom. Sementara proses modern yang seringkali disebut sebagai bioteknologi, adalah manipulasi gen atau bagian kromosom serta transfer gen.
a. Introduksi
Introduksi berarti mendatangkan bahan baku tanaman dari tempat yang berbeda. Ini merupakan pemuliaan tanaman yang paling sederhana. Introduksi diilhami oleh teori “pusat keanekaragaman” yang diperkenalkan oleh ahli botani Rusia, N.I. Vavilov. Metode introduksi mendatangkan berbagai varietas tanaman dari tempat yang berbeda-beda, lalu dikembangbiakkan secara vegetatif. Ada beberapa tanaman yang telah dimuliakan dengan cara ini, di antaranya ketela pohon dan jarak pagar.


b. Persilangan
Persilangan adalah cara kedua yang paling populer untuk meningkatkan variasi tanaman. Sebagai contoh, menyilangkan tanaman gandum supaya tahan terhadap tanah dengan kadar garam yang tinggi. Bahkan, semua tanaman padi, jagung, dan kedelai, yang ditanam sebagai tanaman komoditi di negeri ini merupakan hasil persilangan.Bila diamati secara mendalam, sebenarnya persilangan telah memanfaatkan ilmu manipulasi komposisi gen. Bukan sekadar mengawinkan dua varietas tanaman yang berbeda. Persilangan banyak dipilih sebagai metode perbanyakan variasi karena murah, efektif, efisien, dan mudah dilakukan.
c. Manipulasi Genom
Manipulasi genom merupakan proses mengubah susunan gen menggunakan manipulasi ploidi, baik penggandaan set kromosom maupun perubahan jumlah kromosom. Sebagai contoh, semangkatanpa biji. Semangka ini sebenarnya merupakan persilangan antara semangka tetraploid dengan semangka diploid. Sejatinya, dalam manipulasi genom, masih diperlukan persilangan untuk menghasilkan individu baru yang lebih unggul.
d. Manipulasi Gen
Manipulasi gen merupakan metode pemuliaan tanaman dengan menggunakan penerapan genetika molekuler dan juga mutasi gen.Teknik yang dilakukan, di antaranya tilling, teknologi antisense, gene silencing, teknologi RNAi, rekayasa gen, hingga over-expression. Dalam skala laboratorium, teknik-teknik tersebut telah berhasil dibuktikan. Namun, hingga saat ini, belum ada varietas baru yang dihasilkan, khususnya untuk kebutuhan komersil.
e. Transfer Gen
Nama lain metode ini adalah transformasi DNA. Caranya, dengan menyisipkan gen dari organisme lain ke dalam DNA tanaman untuk tujuan tertentu. Tanaman yang dihasilkan biasanya mendapat sebutan tanaman transgenik. Sebagai contoh, gen Agrobacterium tumefaciensyang disisipkan ke dalam tanaman tembakau mampu membuat tanaman tersebut tahan terhadap antibotik tertentu. Meskipun kemajuan teknologi telah membuktikan keandalan metode ini sehingga hasil produk yang diperoleh lebih sesuai dengan harapan manusia, berbagai aksi protes dan penentangan dilakukan oleh sejumlah kelompok pencinta lingkungan.






III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum  pemuliaan tanaman dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 05 Oktober tahun 2013,bertempat di halaman belakang gedung Program Studi Agroteknologi, Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur.
3.2. Alat dan Bahan
            Adapun alat dan bahan yanh digunakan dalam praktikun pemuliaan tanaman di antaranya:
3.2.1. Alat
a.       Parang
b.      Cangkul
c.       Gembor
d.      Meteran
3.2.2. Bahan
a.       Air
b.      Bibit jagung hibrida
c.       Anjir
d.      Tali rapia


3.3. Cara Kerja
a.       Siapkan media tanam dalam polibag dengan campuran top soil, pupuk kandang
b.      b.Polibag yang digunakan sebanyak 25 polibag terdiri dari 20 polibag berisi jagung manis dan 5 polibag berisi jagung pulut
c.       tanaman benih jagung manis 1 minggu lebih dari awal dari jagung pulut
d.      ambil data setiap 2,4,6, dan 8 minggu setelah tanamsesuai dengan parameter masing-masing
e.       penyulaman tanaman dilakukan 7 atau14 hari setelah tanam,terhadap benih yang tidak tumbuh
f.       Lakukan penyiraman 2 kali sehari pada pagi dan siang atau di sesuaikan dengan kondisi di lapangan (bila hujan turun maka tidak dilakukan penyiraman)
g.      Penyiangan gulma pada tanaman di dalam polibag maupun di sekitar polibag dilakukan dengan manual yaitu mencabut dengan tangan dan jangan sampai menggangun tanaman tersebut.
h.      Bila tanaman sudah berbunga, maka akan dilakukan penutupan bunga jantang dengan amplop hal ini bertujuan agar benang sari tidak berterbangan ke sembarang tempat
i.        Setelah benang sari masak, maka di lakukan penyilangan dari bunga jantan pulut ke bunga betina jagung manis dan sebaliknya.
j.        Panen dilakukan sesuai dengan criteria panen
k.      Tongkol buah yang sudah di panen di jemur dibawah sinar matahari dengan tujuan agar jagung dapat kering sehingga dapat diwiwil.
l.        Lakukan pengwilwilan pada jagung sudah dipanen lalu pilah-pilah antara jagung kuning bulat,kuning keriput,puyih bulat,dan putoh keriput.
m.    Lakukan penghitungan dan masukkan data dalam tabel chi square test dan lakukan pembahasan.

3.4. Parameter pengamatan
a.       Tinggi tanaman umur 2,4,,6, dan 8 minggu setelah tanam(MST)
Tinggi tanaman di hitung dengan mengunakan meteran atau mistar. Diukur mulai dari permukaan tanah dalam polibag sampai pada titik tumbuh tanaman jagung.
b.      Jumlah daun umur 2,4,6, dan 8 minggu setelah tanam(MST) Jumlah daun dihitung dengan menghitung daun-daun yang terbentuk dari setiap tanaman nya
c.       Umur tanaman berbunga 80% dihitung dengan menghitung hari yang dibutuhkan minimal 20 polibag tanaman jagungnya sudah mengeluarkan bunga
d.      Test Chi Square biji jagung



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman Jagung 2 MST
Grafik 1. Tinggi Tanaman Jagung 2 MST
Menurut data grafik di atas maka dapat di simpulkan bahwa tinggi tanaman jagung pulut yaitu 41,4 cm dengan njumlah daun 5 helai lebih tinggi di bandingkan tinggi tanaman jagung bonanza hal ini di karenakan faktor lingkungan seperti iklim dan tanah, kandungan unsur hara yang ada didalam polibag jagung pulut lebih banyak dan lebih gembur di bandingkan dengan tanah yang ada di dalam polibag jagung bonanza (manis) begitu pula dengan jumlah daunnya tanaman jagung pulut lebih banyak di bandingkan dengan jumlah tanaman jagung bonanza (manis) seperti terlihat pada grafik diatas:
Suprapto, (1990).mengemukakan bahwa Jagung dapat tumbuh pada pH tanah antara 5,5–7,0 dan tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-1300 Mdpl. Tanah yang kemiringannya tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan melintang searah kemiringan tanah dengan maksud mencegah erosi pada waktu terjadi hujan jadi faktor lingkungan seperti tanah dan iklim sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung.
4.2. Tinggi Tanaman Jgung 4 MST           
Grafik 2. Tinggi Tanaman Jagung 4 MST
Menurut dari grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa tinggi tanaman 4 minggu setelah tanam tanaman jagung pulut lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi tanaman jagung bonanza (manis), dengan tinggi rata-rata 104,6 cm Varietas jagung bonanza  pada umur 4mst, mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan hal ini dapat dilihat dari hasil tanaman yang menunjukkan peningkatan jumlah daun dengan rata-rata 8,05 yang hampir menyamai tanaman jagung paramita pulut hal ini di karenakan telah di lakukan pemupukan pada tanaman jagung manis dan jagung pulut
Marsono (2001) menyatakan bahwa Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif. Sehingga pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman.
4.3. Tinggi Tanaman Jagung 6 MST
Grafik 3 Tinggi Tanaman Jagung 6 MST
            Menurut dari grafik diatas maka dapat di simpulkan bawah pertumbuhan tinggi tanaman dari varietas tanaman jagung pulut lebih tinggi di bandingkan dengan varietas tanaman jagung bonanza (manis) dengan tinggi rata-rata 149,4 cm hal ini dikarenakan unsur hara yang terkandung di dalam tanah(polibag) tanaman bonanza lebih sedikit di bandingkan dengan polibag dari tanaman jagung paramita (pulut). Dan apabila dengan jumlah daun tanaman jagung pulut lebih banyak di bandingkan dengan tanaman jagung bonanza (manis) dengan jumlah rata-rata 8,6 , seperti terlihat pada grafik di atas.
Rosmarkam dan Yuwono, (2002). Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman Tanaman membutuhkan bahan organik untuk mendapatkan energi dan pertumbuhannya, dengan menggunakan hara yang tersedia di dalam tanah  tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tidak dapat digantikan oleh unsur lain
4.4. Tinggi Tanaman Jagung 8 MST
Grafik 4 Tinggi Tanaman Jagung 8 MST
Menurut dari grafik di atas maka dapat di simpulkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman varietas pulut lebih tinggi di bandingkan dengan tinggi tanaman jagung varietas bonanza (manis). Dengan tinggi rata-rata 172,8 dengan jumlah daun dengan rata-rata 9 helai, Apabila di bandingkan dengan jumlah daun maka jumlah daun tanaman jagung varietas bonanza (manis) lebih banyak dengan jumlah rata-rata 11 di bandingkan dengan jumlah daun varietas pulut. Hal ini dikarenakan terjadinya pemupukan yang di lakukan pada tanaman, dan tanaman jagung bonanza (manis) lebih cepat menyerap pupuk di bandingkan dengan tanaman jagung pulut, hal ini di karenakan oleh unsur hara yang tersedia di polibag jagung pulut lebih banyak atau cukup sehingga pemupukan yang dilakukan pada tanaman jagung pulut di respon tapi dengan jumlah yang sangat kecil hal ini terjadi karna ketersediaan nya unsur hara cukup atau tersedia  sebaliknya dengan tanaman jagung paramita (manis) lebih cepat merespon pupuk N,P,K yang telah di berikan di karenakan jumlah unsur hara yang tersedia di polibag sangat sedikit atau kekurangan unsur hara.
Nihayati dan Damhuri (2004) mengemukakan bahwa, pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan pemberian pupuk N, P, K yang memadai. Pemupukan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil jagung manis. Umumnya untuk mencapai hasil maksimum petani sering memberikan pupuk melebihi kebutuhan tanaman dan kurang memperhatikan waktu pemberian yang tepat.






4.5. Waktu Berbunga 80 %
4.5.1. Waktu Berbunga Tanaman Jagung
No
Waktu Berbunga Tanaman Jagung Manis
Tanggal
Waktu berbunga (hst)
01
24/11/2013
50
02
29/11/20133
55
03
28/11/2013
54
04
28/11/2013
54
05
24/11/2013
50
06
25/11/2013
51
07
29/11/2013
55
08
28/11/2013
55
09
26/11/2013
54
10
26/11/2013
52
11
27/11/2013
52
12
29/11/2013
55
13
26/11/2013
55
14
24/11/2013
52
15
25/11/2013
50
16
27/11/2013
51
17
29/11/2013
55
18
28/11/2013
55
19
25/11/2013
51
20
25/11/2013
51
Waktu Berbunga Tanaman Jagung Pulut
No
Tanggal
Waktu berbunga (hst)
01
14/10/2013
33
02
15/10/2013
34
03
15/10/2013
34
04
15/10/2013
34
05
14/10/2013
33
Tabel.1 waktu Berbunga Tanaman Jagung
            Menurut dari tabel di atas maka dapat di simpukan bahwa waktu berbunga Tanaman jagung varietas Bonanza atau jagung manis adalah ketika tanaman berumur 8 mst atau pada tanggal 29 november 2013, atau pada hari ke 55 pada masa ini tanaman jagung varietas bonanza berbunga 80 % dari keseluruhan tanaman.
            Pada tanaman jagung varietas paramita waktu berbunga tanaman jagung ketika tanaman berumur 8 mst, yaitu pada tanggal 15 oktober 2013 pada tanaman no 21 dan 22 berbunga pada tanggal 14 oktober 2013 sedangkan pada no 23, 24, dan 25 pada tanggal 15 oktober 2013, untuk lebih jelas lihat tabel diatas.
            Perbedaan waktu berbunga antara varietas jagung manis dengan jagung pulut di karenakan adalah perbedaan waktu tanam, dan di pengaruhi oleh faktor lingkungan seperti media tanam atau tanah yang digunakan di dalam polibag. Kurangnya unsur hara yang terkandung di dalam tanah atau polibag mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung yang mengakibatkan waktu berbunga tanaman jagung menjadi tidak merata. Walaupun namanya sama dan bentuknya sama tapi belum tentu pertumbuhannya sama dan waktu berbunganya bersamaan,









4.6  Test Chi Square biji jagung.
            Berdasarkan hasil persilangan antara jagung varietas bonanza (manis) dan varietas paramita (pulut) dapat dihasilkan sebagai berikut :
No Tongkol
Kuning
Putih
Jumlah
1
24
420
444
2
17
146
163
3
31
90
121
4
29
202
231
5
37
375
412
6
439
34
473
7
215
57
272
8
245
43
288
9
307
24
331
10
167
31
195
Jumlah
1508
1422
2930
            Tabel 2. Jumlah Warna Biji  Per Tongkol









Berdasarkan data diatas didapat chi square tes seperti dibawah ini
Ket
Kuning
Putih
Jumlah
Diperoleh (o)
1508
1422
2930
Diramal (e)
1465
1465
2930
Devisiasi (d)
-43
43
-42,5
42,5
1806,25
1806,25
1,23
1,23
1,23                   +   1,23                                       = 2,36
            Tabel 3. Che Square Tes
Berdasarkan tabel Chi X2 didapat hasil hipotesa adalah 2,36 dengan demikian hasil persilangan tersebut  sesuai dengan hukum Mendel yang mengatakan hasil hitung > harga tabel dimana Hukum Mendel yang dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan  dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda. Dari terapan Hukum Mendel I adalah persilangan monohibrid dengan dominansi suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat resesif (Baihaki, 1989).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.      Pemuliaan tanaman  adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru danmempertahankan kemurnian benih varietasyang dihasilkan
2.      Berdasarkan tabel Chi X2 didapat hasil hipotesa adalah 2,36 dengan demikian hasil persilangan tersebut  sesuai dengan hukum Mendel yang mengatakan hasil hitung > harga tabel dimana Hukum Mendel yang dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan  dalam dua sel anak
1.      Saran
1.      Dalam pelaksanaan penyilangan usahakan tanaman yang terpilih benar-benar tidak terkontaminasi serbuk sari dari tanmanan yang lain.
2.      Dalam pengambilan data sebaiknya harus lebiih teliti agar data yang diambil lebih akurat.
3.      Penyiraman tanaman jagung sebaiknya dilakukan secara rutin.






DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Ilmu Tanah. 2013. Petunjuk Praktikum Pemuliaan Tanaman. Program Studi Agroteknologi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Kutai Timur.
Baihaki, A. 1989. Phenomena heterosis. Dalam Kumpulan Materi Perkuliahan
Latihan Teknik Pemuliaan Tanaman dan Hibrida. Balittan Sukamandi, Balitbang Pertanian Deptan, dan Fakultas Pertanian UNPAD. Tidak Dipublikasikan.
Dahlan, M.M. 1994. Pemuliaan tanaman. Diktat Bahan Kuliah Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Putra Bangsa, Surabaya.
Damardjati, D.S., Subandi, K. Kariyasa, Zubachtirodin, S. Saenong. 2005. Prospek dan arah pengembangan agribisnis jagung. Balitbang Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta.
Deptan. 2007. Surat Keputusan Menteri Pertanian tentang pelepasan galur jagung hibrida ST B11-209/Mr 14 sebagai varietas unggul dengan nama Bima-2 Bantimurung.
Gardner, E.J. and D.P. Snusta. 1981. Principles of Genetic. Six Edition. John
Wiley and Sons. New York.
Hallauer A.R. and J.B. Miranda FO. 1987. Quantitative Genetics in Maize
Breeding (2nd edition). Iowa State Univ. Press.
Halloran, G.M., R. Knight, K.S. Mc Whirter and D.H.B. Sparrow. 1979. Plant Breeding. Australian Vice-Chancellors’ Committee.

http://piencoex.wordpress.com/2012/06/29/persyaratan-tumbuh-jagung-2/

Jenkins, M. T. 1978. Maize Breeding During the Development and Early Years
of Hybrid Maize. Maize Breeding dan Genetics. John Wiley and Sons,
Inc. Canada.
Jones, D.F. 1918. The effect of inbreeding and cross breeding upon development of maize. Corn. Agric. Exp. Station Bulletin. O. 207.
Jugenheimer, R.W.1985. Corn Improvement, Seed production, and Uses. John Wiley, New York
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan

Mejaya, M.J., M. Dahlan, M. Pabendon. 2004. Pola heterosis dalam pembentukan varietas unggul jagung bersari bebas dan hibrida. Seminar Puslitbangtan, Bogor.