ANALISIS FENOTIP TANAMAN JAGUNG (Zea
Mays L) HASIL PERSILANGAN VARIETAS BONANZA
DENGAN JAGUNG PULUT
Laporan
Praktikum Pemuliaan Tanaman
KADEK SUDSARTA
12542111000811
SEKOLAH
TINGGI PERTANIAN
(STIPER) KUTAI TIMUR
SANGATTA
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulisan
LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN ini dapat selesai pada waktunya.
Penulis
mengucapkan terima kasih atas pencerahan dan referensi melalui diskusi maupun
pemaparan, kepada:
1. Bapak
Prof. Dr. Ir. Juraemi, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur
2.
Bapak La Sarido,SP,.MP, selaku Ketua
Program Studi Agroteknologi.
Ibu
Farida,SP, selaku Dosen Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman serta Koordinator
Praktikum Pemuliaan Tanaman.
3.
Ibu Nani Rohaeni,SP, selaku Dosen Mata
Kuliah Fisiologi Tumbuhan
4.
Ibu Farida,SP, selaku Dosen Mata Kuliah
Fisiologi Tumbuhan serta Koordinator Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
5.
Serta teman-teman Program Studi
Agroteknologi 2012.
Sehingga membantu
penulis dalam hal pengumpulan data guna kelengkapan LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN
ini.
Oleh karena itu segala
saran dan masukan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, guna
kesempurnaan Laporan Fisiologi Tumbuhan ini.
Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih kepada para pembaca.
Sangatta, Desember 2013
Penulis
I
.
PENDAHULUAN
I.I.
Latar Belakang
Tanaman jagung manis merupakan komoditas palawija
yang layak dijadikan komoditas unggulan agrobisnis tanaman pangan. Prospek
pengembangan usaha tani jagung manis sangat cerah dalam rangka meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani, sebagai sumber pendapatan Negara. Usaha
meningkatkan produksi produktivitas jagung manis nasional ditempuh melalui
program ekstensifikasi, intensifikasi, diversivikasi, dan rehabilitasi yang
ditunjang pula dengan program penanaman jgung manis diluar musim melalui
penerapan pola tanam yang sesuai di suatu daerah. Kornponen terbesar di dalam
biji jagung manis adalah karbohidrat, terutama berupa pati. Secara kimia, pati
adalah polimer dari unit-unit glokasa anhidro (C6H10O50)
dan juga lemak yang berfungsi sebagai bahan cadangan energi. Pati jagung
terdiri dari amilosa dan amilokpeti, namun komposisi kedua
komponen tersebut berbeda pada setiap varietas, sehingga mempengaruhi sifat
gelatinasi masing-masing varietas jagung
Fisiologi
tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses
metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan tersebut dapat hidup. Lalu
proses-proses metabolisme ini dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan mikro
disekitar tumbuhan tersebut. Dengan mempelajari fisiologi tumbuhan, kita akan
lebih dapat memahami bagaimana sinar matahari dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
menghasilkan karbohidrat dari bahan baku organic berupa air dan karbondioksida.
I.2.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu:
a.
Mahasiswa dapat
mengetahui teknik budidaya
tanaman jagung manis
b.
Mahasiswa dapat
membedakan pengaruh perlakuan naungan
dan tanpa naungan terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis
c.
Mahasiswa dapat
mengetahui pengaruh naungan dan tanpa naungan terhadap hasil tanaman jagung
manis.
I.3.
Manfaat Praktikum
Ada beberapa manfaat dalam praktikum ini antara
lain:
a.
Mahasiswa dapat
mengetahui aplikasi tahapan budidaya tanaman jagung manis
b.
Mahasiswa dapat
membedakan ciri-ciri antara tanaman yang mendapat cukup cahaya matahari dengan
tanaman yang kekurangan cahaya matahari
c.
Mahasiswa dapat
mengetahui hasil tanaman jagung manis dari tanaman yang cukup mendapatkan sinar
matahari dan tanaman yang kekurangan sinar matahari.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Klasifikasi Tanaman Jagung Bonanza
Tanaman jagung manis teunasuk kedalam keluarga (famili) rumput- rumputan (Gramineae). Dalam
sistematika (taksonomi) tumbuhan kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Speunatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub L)ivisio
: Angiospeunae (berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledore (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Species :Zea
mays saccharata Linn.
Tanaman jagung manis temasuk jenis tumbuhan semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan Paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umunnya
berketinggian antara lm sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggt 6 m.
Tinggi tanaman biasa diukur dari peunukaan tanah hingga ruas teratas sebelum
bunga jantan.
2.1.1. Morfologi Tanaman Jagung
Bonanza
Secara morfologi, bagian atau organ-oragan penting tanaman jagung sebagai
berikut:
l. Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman
8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m.. Pada kondisi tanah yang subur dan gembur, jumlah akar tanaman jagung manis cukup banyak sedangkan pada tanah yang kurang baik akar yang tumbuh jumlahnya terbatas atau sedikit. Perakaran tanaman jagung manis diawali dengan Proses Pertumbuhan kecambah biji jagung manis dimulai dengan akar kecambah, kemudian diikuti calon batang, Bersamaan dengan tumbuhnya akar kecambah akan tumbuh pula akar primer yang muncul pada buku terbawah. Selanjutnya setelah l0 hari berkecambah akan tumbuh akar adventif yang muncul pada buku di atasnya
8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m.. Pada kondisi tanah yang subur dan gembur, jumlah akar tanaman jagung manis cukup banyak sedangkan pada tanah yang kurang baik akar yang tumbuh jumlahnya terbatas atau sedikit. Perakaran tanaman jagung manis diawali dengan Proses Pertumbuhan kecambah biji jagung manis dimulai dengan akar kecambah, kemudian diikuti calon batang, Bersamaan dengan tumbuhnya akar kecambah akan tumbuh pula akar primer yang muncul pada buku terbawah. Selanjutnya setelah l0 hari berkecambah akan tumbuh akar adventif yang muncul pada buku di atasnya
Akar berabut. Akar sokong pada pangkal batang menolong menyokong
pokok. Batang runggal, berbentuk silinder, panjang dan ditutupi dengan upih
daun dan mempunyai buku yang lebih rapat dekat pada pangkal. Daun tirus dan
panjang dengan urat yang selari. Rambut jagung (jambak bunga jantan) yang
terdapat di hujung batang pokok menghasilkan biji-biji debunga sebelum bunga
betina matang. Tongkol yang terdapat di ketiak daun pokok matang mengandungi
biji benih jagung. Jambak bunga betina (stil) yang panjang dan berupa sutera
terdapat di tongkol muda dan menerima cepu debunga jantan. Pendebungaan adalah
dibantu oleh angin. Biji atau kernal mengandungi tiga bahagian iaitu perikarpa,
endosperma dan embrio.(
Kofranek, A.M., 1980)
2. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana
sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Batang tanaman jagung
manis bentuknya bulat silindris, tidak berlubang dan beruas-ruas sebanyak 8 - 20 ruas. Ruas
terbungkus pclepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun
tidak banyak menganduag lignin. Jumlah ruas tersebut teryantung pada varietas
jagung manis yang ditanm dan umur tanaman. (Muhadjir,1998).
Fungsi batang yang berisi berkas-berkas pembuluh adalah sebagai media
pengangkut zat-zat makanan dari atas ke bawah atau sebaliknya, Zat-zat yang diserap
oleh akar berupa unsur-unsur hara yang diangkut ke atas melalui berkas-berkas
pembuluh menuju daun tanaman untuk selanjutnya dengan proses asimilasi
dihasilkan zal-zat makan yang dikirim keberbagai jaringan tanaman.
3. Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya
memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar
dengan ibu tulang daun. Peunukaan daun ada yang licin dan ada yang berarnbut.
Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap
stoma dikelilingi sel-sel epideunis berbentuk kipas. Struktur ini berperan
penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Struktur
daun terdiri atas tiga bagan, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Jumlah daun tiap tanaman bervariasi antara 8-48 helai. Ukuran daun
berbeda-beda yaitu panjang antara 30-l50 cm dan lebar mencapai 15 cm. Letak
daun pada batang bersilangan. Daun jagung mempunyai lidah dan telinga daun yang
terletak dipangkal daun. Lidah daun berfungsi untuk mengatasi masuknya air dari
atas (air hujan) kedatam batang tanaman jagung, sehingga terhindar dari
kebusukan. Daun berfungsi sebagai tempat terjadinya prosesing makanan tanaman
makanan (asimilasi), mengatur kelebihan air dan sekaligus menstabilkan suhu yang
dibutuhkan tanaman, serta sumber zar hijau daun (klorofil) sebagai organ
fotosintesis.
Daun jagung muncul dari buku-buku batang,
sedangkan pelepah daun metelubungi ruas batang untuk memperkuat batang. Panjang
daun bervariasi antara 30-150cm dan lebar 4-15cm dengan ibu tulang daun yang
sangat keras .Terdapat lidah daun (ligula) yang transparan yang mempunyaio
telinga daun (auriculae) jumlah daun jagung tanaman bervariasi antara 12-18
helai (Muhadjir.1998).
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang
terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua
floret dibatasi oleh sepasangg glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di
bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari
berwarna kuning dan beraroma khas.
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang
terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Tongkol tumbuh dari
buku, diantara batang dan pelepah daun. Pada urnumnya satu tanaman hanya dapat
menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina
Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif,
dan disebut sebagai varietas prolific. Bunga jantan Jagung cenderung siap untuk
penyerbukan 2-5 hari Iebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Bunga betina terdiri atas sel telur atau ovari yang
dilindungi oleh carpel. Carpel ini tumbuh menjadi rambut-rambut. Tangkai kepala
putik merupakan rambut atau benang yang berjumbai diujung tongkol sehingga
kepala putiknya menggantung diluar tongkol. Persarian bunga jagung manis
terjadi pada pagi hari. Jumlah serbuk sari sekitar 2-5 juta per tanaman. Serbuk
sari terbentuk selama 7-15 hari, Persarian tanaman jagung manis dibantu oleh angin
dan serangga penyerbuk. Persarian silang dapat terjadi pada jarak sejauh 400 m.
Persarian akan gagal apabila suhu udara panas dan kering, maka keluarnya serbuk
sari berlangsgng cepat, sedangkan rambut pada tongkol keluamya lambat.
4. Bakal Biji
Bakal biji yang siap diserbuki ditandai dengan
rambit yang memanjang dan keluar melalui sela-sela antar tongkol dan kelobot
(pembungkus). Semakin banyak bunga betina yang siap untuk dibuahi, maka semakin
bertambah jumlah rambut yang keluar melewati ujung tongkol jagung.
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun
pembungkus.Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang
bervariasi, tergantung pada jenisnya.Pada umumnya jagung memiliki barisan biji
yang melibit secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris
biji.Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan
embrio (Rukmana, 2004)
Fungsi tongkol jagung adalah sebagai tempat
menempelnya calon biji, tempat menyimpan persediaan makanan, dan sebagai tempat
lembaga muda (calon biji). Proses persarian bunga jagung berlangsung selama
12-28 jam. Serbuk sari tumbuh mencapai sel telur dalam bakal biji. Bersatunya
sel telur dan sel jantan disebut pembuahan, yang diikuti dengan perkembangan
biji. Mula-mula selama 7-10 hari, perkembangan biji berlangsung lambat, tetapi
setelah itu berlangsung cepat secara linear sampai berat maksimal.
Pertumbuhan sejak keluar buanga jantan sampai
dengan masaknya biji disebut pertumbuhan generatif. Lamanya pertimbuhan
generatif berlangsung antara 50-55 hari, bergantung dari jenis atau varietas
jagung dan kesuburan tanah. Setiap batang tanaman Jagung manis idealnya
dipelihara satu tongkol, bergantung varietas dan kesuburan tanaman. Namun,
kadeng-kadang ditemukan lebih dari satu tongkol pertanaman. Anak-anak tongkol
yang tumbuh dibagian bawah sebaiknya dibuang. Buah jagung terdiri atas tongkol,
biji, dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna, dan kandungan
endospeun yang bervariasi pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun
dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah
antara 8-20 baris biji. Biji Jagung manis terdiri atas tiga bagian utama, yaitu
kulit biji (seed coat), endospeun, dan embrio. Biji jagung
merupakan organ tanaman generatif untuk memperbanyak tanaman.
5. Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah
(diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur
khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret
dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian
puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna
kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.
2.2. Syarat Tumbuh
1. Keadaan Iklim
1. Iklim yang
dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim
sedang hingga daerah beriklim sub0tropis/topis yang basah. Jagung dapat tumbuh
di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.
2. Pada lahan
yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal
sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata Pada fase pembungaan dan pengisian
biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam
diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.
3. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Sinar
matahari yang baik mencapai l00 % (tempat terbuka). Tanaman jagung yang
ternaungi, perturnbuhannya akan terhambat/ merana, dan memberikan hasil biji
yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
4. Suhu yang
dikehendaki tanaman jagung antara 2l-340 C, akan tetapi bagi
pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antaru 23-270
C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 300C.
Jagung mempunyai kemampuan
menyesuaikan diri dibandingkan dengan tanaman lainnya yang berasal dari jenis
yang sama. Jagung berasal dari daerah-daerah tropis namun telah banyak
dikembangkan pada daerah sub tropis. Dari berbagai sifat yang dimilikinya,
jagung menghendaki hawa yang cukup panas untuk pertumbuhannya sebab pada
temperature minimum akan mengganggu perkecambahan dan pada temperature suhu
yang maksimum embrio biji jagung dapat rusak. Variasi temperaturnya adalah 90C–100C
untuk temperature minimum, 230C–270C untuk temperature
optimum 400C–440C untuk temperature maksimumnya (anonym,
1993).
2. Tanah
a. Jagung dapat tumbuh pada pH tanah antara
5,5–7,0 dan tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-1300 Mdpl. Tanah yang
kemiringannya tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah
barisan melintang searah kemiringan tanah dengan maksud mencegah erosi pada
waktu terjadi hujan (Suprapto, 1990).
b. Jenis tanah
yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung,berapi),
latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat
(grumosol) masih dapat ditanami Jagung dengan hasil yang baik denqan pengolahan
tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol)
berdebu adalah yang terbaik untuk pertunbuhannya
c. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara
tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH
antara 5,6 -7,5.
d. Tanaman
jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediann air dalam kondisi baik.
e. Tanah dengan
kemiringan kurang dari 8 % dapl ditanami jagung, karena disana kemungkinan
terjadinya erosi tanah sangat kecil- Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan
lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.
3. Ketinggian
Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di
daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian
yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
2.3. Jenis-jenis
Tanaman Jagung
Macam jagung berdasarkan karakteristik endosperma yang membentuk bijinya,
terdapat:
- Indentata (Dent, “gigi-kuda”)
Ciri-ciri dari jagung ini adalah lekukan
dibagian tengah atau dibagian atas biji. Bijinya berukuran besaryang terbagi
dalam beberapa baris dan bewarna kuning, putih atau kadang-kadang bewarna lain. (Harizamrry.
2007)
- Indurata (Flint, “mutiara”)
Biji jagung mutiara berbentuk agak bulat dan
ukurannya lebih kecil dari pada jagung kuda.Warna biji bervariasi, putih,
kuning, da nada juga yang berwarna merah.
- Saccharata (Sweet, “manis”)
Ciri-ciri jagung manis adalah biji-biji yang
masih muda dan bercahaya berwarna jernih
seperti kaca sedangkan biji yang telah masak dan kering akan menjadi berkerut.
- Everta (Popcorn, “berondong”)
Ciri-ciri jagung berondong adalah bijinya
kecil dan hamper seluruh endosperm merupakan bagian yang keras, sehingga jika
dipanaskan dapat berkembang 10-30 kali volume asal. Jenis jagung ini dibedakan
atas 2 tipe yaitu rice pop dan pear pop. Rice pop corn bijinya pipih dan
meruncing sedangkan pear pop corn bijinya bulat dan kompak.
- Amylacea (Flour corn, “tepung”)
Ciri khas jagung ini adalah bijinya
diselubungi oleh kelobot sehingga biji pop corn seolah-olah tidak tampak.
- Glutinosa (Sticky corn, “ketan”)
Jagung ini biasanya disebut jagung pulem
karena kadar amilo peptinnya tinggi. Bijinya kecil berwarna mengkilapseperti
lilin dan zat patinya menyerupai teping tapioca. Jagung ini berasal dari asia
dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebab dapat menggantikan kedudukan
tepung tapioca dan bahan pengganti sagu serta cocok untuk bahan pakan ternak.
- Tunicata (Podcorn, merupakan kultivar
yang paling primitif dan anggota subspesies yang berbeda dari jagung
budidaya lainnya).
Ciri khas jagung ini adalah hamper seluruh
bijinya terdiri atas pati yang menyerupai tepung dan lunak, sehingga apabila
terkena panas akan mudah pecah. Jenis jagung ini cocok untuk pembuatan tepung
maizena.
2.4.
Kadungan Gizi
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
. Kalori :
355 Kalori
. Protein :
92 g
. Lemak :
3,9 gr
. Karbohidrat :
73,7 gr
. Kalsium : l0 mg
. Fosfor :
256mg
. Ferum :
2,4m9
. Vitamin A : 510 SI
. Vitamin Bl :
0,38 mg
. Air : l2gr
Untuk ukuran yang sama, meski jagug mempunyai kandungan karbohidrat yang
lebih rendah namun mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.
2.5. Teknik Budidaya
1. Persiapan Media Tanam
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan
drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan
lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm,
diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata
Ketika mempersiapkan lahan,
sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah
dikerjakan dan tidak lengket.Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu
dibuatkan saluran drainase. (Krishnamoorthy, H.N. 1981)
2. Penanaman
Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem
produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan
berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit,
keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia,
biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada
daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan.Maka pemilihan
jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang
tersedia ataupun curah hujan.
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan
adalah sebagai
a) Tumpang sari (Intercropping), melakukan
penanaman lebih dari 1 tanaman (umur
sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai;
tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
b) Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan
secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain
untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang
tanah, ubi kayu.
c) Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam
dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman
pokok(dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung
disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d) Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman
terdiri atas beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun
larikannya, semua tercampur jadi satu Lahan efisien, tetapi riskan terhadap
ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuranseperti jagung, kedelai, ubi
kayu. (Mitchell. 1991
3. Pemupukan
1.
Pemupukan saat pemeliharaan
Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin
ketersediaan hara yang cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang
dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara
bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-100 kg/ha
dan KCl=50-100 kg/ha.
Adapun cara dan dosis pemupukan untuk setiap hektar:
a)
Pemupukan dasar: 1/3 bagian pupuk Urea dan 1 bagian pupuk TSP
diberikan saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm
lalu ditutup tanah.
b) Susulan I: 1/3 bagian pupuk Urea ditambah 1/3
bagian pupuk KCl diberikan setelah tanaman berumur 30 hari, 15 cm di parit kiri
dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm lalu di tutup tanah.
c) Susulan II: 1/3 bagian pupuk Urea diberikan
saat tanaman berumur 45 hari.
d)
Pemberian pupuk MiG-6 pada
saat pemeliharaan pada usia 3 minggu dan 6 minggu setelah tanam, apabila
menggunakan benih berumur menengah atau panjang (90-120hari), diperlukan
tambahan pupuk hayati MiG-6 pada usia 9 minggu. Pemberian masing-masing 2 liter
per hektar.( A. Rahmi dan Jumiati. 2003)
4. Pemeliharaan
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan
antara lain penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan
daun. Penyulaman dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1
minggu.Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam.Tanaman yang
sehat dan tegap terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.
Penurunan hasil yang disebabkan oleh
persaingan gulma sangat beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan,
populasi dan jenis gulma serta faktor budidaya lainnya.Periode kritis
persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau
sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut.
Agar tidak merugi, lahan jagung
harus bebas dari gulma.Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan
harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar tanaman.Penyiangan kedua
dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua.Pembubuan
selain untuk memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah
pengairan.
Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu
pemangkasan daun.Daun jagung segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari
hasil penelitian pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan
hasil secara nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh,( MarosDwijoseputro,1980)
5. Pengairan
Air sangat diperlukan pada saat
penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari
setelah tanam).Pada masa pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi
dibandingkan dengan waktu berbunga yang membutuhkan air terbanyak.Pada masa
berbunga ini waktu hujan pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari
pada huja terus menerus.
Pengairan sangat penting untuk
mencegah tanaman jagung agar tidak layu.Pengairan yang terlambat mengakibatkan
daun layu.Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan
dapat mencukupi.Pengairan juga dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui
parit diantara barisan jagung atau menggunakan pompa air bila kesulitan air
6. Penyakit dan Hama
Tanaman jagung terdiri atas akar,
batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis hama dan penyakit tanaman
jagung yang sering merusak dan menggangu pertumbuhan jagung dan mempengaruhi
produktivitas antara lain
a. Hama tanaman jagung, macam-macamnya
: hama lundi, lalat bibit, ulat tanah, ulat daun, penggerek batang, ulat
tentara, ulat tongkol.
b. Penyakit tanaman jagung,
macam-macamnya bulai, cendawan, bercak ungu, karat.
Sebelum
terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung tersebut maka dapat
dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara:
a. Penggunaan varietas bibit yang
resisten
b. Penggunaan teknik-teknik
agronomi
c. Penggunaan desinfektan pada benih
yang akan ditanam
d. Pemeliharaan dan pemanfaatan
musuh-musuh alami
7. Panen
Pemanenan dilakukan apabila jagung
cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah kuning.Pemeriksaan dikebun dapat
dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas
jagung dapat segera dipanen.
Jagung yang dipanen prematur
butirannya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau
butirnya rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga
akan banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak
turun hujan sehingga pengeringan dapat segera dilakukan.Umumya jagung dipanen
dalam keadaan tongkol berkelobot (berkulit).
8. Pasca Panen
Penanganan pasca panen bisa dengan
cara pengeringan, pada umumnya dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah
terik matahari menggunakan alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran
dapat dilakukan selama 3-4 hari.Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian
jagung dipipil, agar segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air
kurang lebih 12%) agar dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu
penjemuran 60 jam sinar matahari.
Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu
:
a. Pengolahan basah (wet process), adalah
pengolahan jagung yang dilakukan dengan merendam jagung terlebih dahulu di
dalam air sehingga menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu
dikeringkan.
b. Pengolahan kering (dry process),
adalah pengolahan secara kering tanpa perendaman, biasanya menghancurkannya
lebih sukar dibandingkan dengan cara basah.
Penanganan pasca panen jagung adalah
semua kegiatan yang dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen,
kegiatannya meliputi : pemanenan,pengangkutan,pengeringan, penundaan, perontokan
dan penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada umumnya dilakukan oleh
petani, kelompok tani, koperasi dan para pedagang pengumpul serta didukung oleh
berbagai lembaga dalam masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut dengan
istilah Sistem Penanganan Pasca Panen Cara penanganan panen dan pasca panen
yang kurang baik akan memberikan dampak yang buruk terhadap mutu jagung,
apabila mutu jagung menurun, maka harga jual menurun dan pendapatan petani
menjadi lebih rendah. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi baik buruknya
mutu jagung adalah adanya jamur dan cendawan yang ditandai dengan warna kehitam-hitaman,
kehijau-hijauan atau putih pada buah jagung. Salah satu diantara jamur tersebut
adalah Aspergilis sp yang menghasilkan racun aslatoksin dan berbahaya bagi
manusia maupun ternak lainnya, jamur tersebut dapat dimatikan dengan pemanasan
tetapi racunnya tidak dapat ditangkal dengan pemanasan.
2.6. Fotosintesis
Poaceae biasanya tumbuh di daerah yang intensitas sinar
mataharinya tinggi (panas dan matahari terik) sehingga akan banyak stomata yang
dimilikki menjadi menutup.Sehingga tumbuhan akan memfiksasi oksigen lebih besar
daripada karbondioksida dan menghasilkan senyawa organic 2-C pada akhir siklus
bukan PGA (3-C) sehingga tidak menghasilkan glukosa.Oleh karena itu tumbuhan
mengalami adaptasi fisiologi dengan membentuk senyawa berkarbon-empat sebelum masuk ke siklus Calvin sehingga dapat
membentuk glukosa.
Fotosintesis ialah suatu
proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat yang dilakukan oleh
tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan
berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga
dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini Fotosintesis dengan menggunakan zat
hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari.( Hasibuan
2006).
Jagung
merupakan salah satu tanaman yang mengalami adaptasi fisiologi ini sehingga
disebut juga dengan tanaman C4.Adaptasi ini dibagi menjadi 2 cara yaitu :
Membentuk senyawa antara 4-C pada sel yang berbeda sebelum masuk ke siklus
C3/Calvin, dan Menbentuk senyawa antara 4-C yang disimpan pada vakuola pada
malam hari yang pada siang harinya digunakan untuk siklus Calvin. Mekanisme
fotosintesisnya adalah Masuknya karbondioksida ke dalam senyawa organik dalam
mesofil(suhu optimum penyerapan karbondioksida antara
28-30 C.
Pada fosfoenolpiruvat (PEP) ditambah karbondioksida
dengan bantuan enzim PEP karboksilase untuk membentuk produk berkarbon empat
yaitu oksaloasetat.Karena PEP karboksilase memilikki afnitas yang lebih tinggi
dari karbondioksida sehingga dapat memfiksasi karbondioksida secara efisien dan
tidak terpengaruh oleh hari yang panas dan kering.Setelah memfiksasi karbondiosida ,sel
mesofil mengirim keluar produk berkarbon empatnya ke sel sarung mestom melalui
plasmodesmata.Kemudian senya berkarbon-empat melepaskan karbondioksida yang
diasimilasi ulang ke dalam materi organik oleh rubisko dan siklus Calvin yang
kemudian hasil akhirnya adalah glukosa.
2.7. Respirasi
Respirasi
pada jagung hamper sama dengan tumbuhan lain pada umunya.Respirasi bertujuan
untuk mendapatkan energi dari
bahan-bahan organik melalui proses pemecahan gula.
Tahap-tahap
dalam respirasi:
- Glikolisis
- Grooming phase
- Siklus Krebs
- Fosforilasi oksidatif dan etc.
Faktor-faktor
yang dapat mepengaruhi laju respirasi: ketersediaan jumlah dan jenis substrat,
ketersediaan oksigen sebagai sumber energi yang akan digunakan oleh mitokondria
dalam lintasa electron untuk membentuk ATP.
2.8. Cahaya Matahari
Cahaya
matahari sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.Jika ditanam di tempat
gelap dan kurang cahaya matahari, maka tanaman akan tumbuh lebih panjang
daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama
hormon auksin.Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel
dan memacu pemanjanga sel di daerah belakang meristem ujung.Hormon auksin ini
sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini
akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak
terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang
tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan
kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, warna
batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil. Peristiwa ini disebut
etiolasi.
Jika ditanam di tempat terang dan cukup
mendapat cahaya matahari, maka tanaman akan tumbuh lebih pendek daripada yang
ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon,
terutama hormon auksin. Seperti yang
telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga
laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek,
tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, jagur, subur daun terlihat segar
serta memiliki cukup klorofil.
2.9. Intensitas Cahaya Matahari
Intensitas
cahaya merupakan pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang
terjadi di matahari, atau dapat dikatakan sumber utama untuk proses-proses
fisika atmosfer yang menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi.
Radiasi surya memegang peranan penting dari berbagai sumber energy lain yang
dimanfaatkan manusia. Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bagian yang mutlak
dari kehidupan manusia.Untuk mendukung teknik pencahayaan buatan yang benar,
tentu saja perlu diketahui seberapa besar intensitas cahaya yang dibutuhkan
pada suatu tempat.Maka, untuk mengetahui sebeapa besar intensitas cahaya
tersebut dibuthkan suatu alat ukur cahaya yang dapat digunakan untuk mengukur
besarnya cahaya dalam satuan lux. Ada beberapa radiasi solar, yang terpenting:
radiasi elektromagnetik (yg berhubungan dengan listrik dan magnet).
Penyinaran
matahari sampai ke permukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh keawanan, tetapi
sudut yang dibentuk oleh matahari dan bumi, khususnya besarnya energy matahari
yang diterima bumi.Sudut yang dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan
adanya rotasi bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi bisa terjadi di segala
lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan bawah di mana massa atmosfir lebih
terkonsentrasi. Radiasi yang tidak tertangkis maupun terserap oleh atmosfir,
sampai ke permukaan bumi. Karena bumi sangat padat, maka radiasi ini bukan
ditangkis, melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfir (proses ini biasa disebut
refleksi - walaupun sebenarnya sama saja dengan tangkisan).
Es
dan salju merefleksi hampir kebanyakan dari radiasi solar yang sampai ke
permukaan bumi, sedangkan laut, merefleksi sangat sedikit. Radiasi yang sampai
ke permukaan bumi yang tidak direfleksi, akan diserap oleh bumi. Di lautan,
penyerapan ini sampai pada puluhan meter dari permukaan laut, sedangkan di
daratan, hanya pada level yang lebih tipis. Seperti halnya yang terjadi pada
atmosfir, penyerapan radiasi di permukaan bumi menyebabkan naiknya temperatur
permukaan tersebut. Peranan intensitas cahaya
terhadap keberlangsungan ekosistem. Karbohidrat merupakan jenis molekul
yang paling banyak ditemukan di alam. Karbohidrat terbentuk pada proses
fotosintesis sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan karbon
dioksida, hidrogen, oksigen, dan energi matahari kedalam bentuk hayati.
Pengubahan energi matahari menjadi energi kimia dalam reaksi biomolekul
menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama energi metabolit untuk organisme
hidup.Dari karbohidrat hasil fotosintesis dalam tanaman inilah yang merupakan
dasar dari perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam suatu ekosistem.
2.10. Panjang Gelombang
Tanaman cenderung tumbuh secara
tidak sehat dan kurang optimal di dalam pembentukan fisik tanaman, dan hanya
membentuk fisik tanaman dalam hal tinggi tanaman.Hal ini disebabkan karena
faktor panjang gelombang cahaya matahari yang ada di dalam rumah kaca berbeda
dengan panjang gelombang cahaya matahari di luar rumah kaca, sehingga tanaman
hanya terlihat tinggi tetapi tidak didukung dengan bentuk fisik tanaman yang
tidak kokoh.
2.11. Naungan
Perlakuan dengan pemberian naungan
pada tanaman dapat mempengaruhi sifat morfologi tanaman, Morfologi tanaman yang
bisa dipengaruhi oleh naungan adalah batang tidak kokoh, karena tengah batang
lebih kecil sehingga tanaman menjadi mudah rebah Hal ini tidak berlaku bagi
tanaman yang toleransi naungan karena cenderung lebih efisien dalam pemamfaatan
cahaya. Pada batas naungan tertentu proses fisiologis didalam naungan toleransi
tersebut tidak terlalu dipengaruhi naungan sehingga tanaman tumbuh normal tidak
terjaadi etiolasi dan kerebahan yang tentunya tidak mempengaruhi hasil
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan dikampus STIPER KUTAI
TIMUR pada hari minggu, tanggal 12 Oktober 2013 pukul 09.00 WITA sampai dengan
selesai. Yang bertempat di jalan soekarno hatta atau di belakang gedung program
studi agroteknologi.
3.2. Alat dan Bahan
1. Alat:
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain yaitu: Kamera, Cangkul, Parang, Meteran, Penggaris, Ember
2. Bahan:
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: Tanah, Pupuk organik, Benih jagung bonanza, Polybag,pasir dan air.
3.3. Cara Kerja
1. Persiapan media tanam
Lakukan
pengisian polybag dengan media tanam topsoil, pupuk kandang,
pupuk
kompos, pasir, sekam, dll.
2.Penanganan benih
Benih yang akan
ditanam diberi perlakuan perendaman dalam air dengan tujuan agar benih tersebut
melakukan proses imbibisi (masuknya air kedalam biji) agar mempercepat proses
perkecambahan benih.
1.
Melakukan penanaman
Penanaman dilakukan
pada biji yang terpilih, tanaman 1 atau 2 biji perpolybag, penanaman biji
dilikukan pada satu lubang tanaman bersamaan, tutup biji yang sudah ditanam
tersebut dengan media tanam, lakukan penyiraman, letakkan polybag yang sudah
ditanam dilapangan dan didalam nursery sebagai naungan (sesuai dengan perlakuan
masing-masing).
2.
Melakukan perawatan
a.
Penyiraman : dilakuakan 2x sehari pagi dan
sore hari (sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 4 sore).
b.
Penyiangan : menyiangi gulma yang ada didalam
polybag maupun yang ada diluar sekitar polybag secara manual.
c.
Penyulaman/ sortasi benih : benih yang tumbuh
dua tanaman satu polybag, maka harus dilakukan sortasi benih dengan memilih
salah satu tanaman tang terbaik tumbuhnya ketika berumur 2 MST. Untuk tanaman
yang tidak tumbuh atau tumbuh abnormal dalam polybag, maka dilakukan
penyulaman.
3.4 Parameter pengamatan
a. Tinggi tanaman
(umur 2, 4, 6, 8 MST).
Tinggi tanaman di ukur menggunakan
mistar per dua minggu sekali setelah tanam, dengan mengukur dari akar atau
tanah sampai daun yang paling tinggi.
b. Jumlah daun per
bulan
Lebar daun diukur
dengan memilih dua daun yang terlebar dalam satu tanaman kemudian
dirata-ratakan (biasanya dalam satu tanaman daun yang terlebar terletak pada
posisi bawah).
c. Lingkar batang (10
cm per bulan)
Lingkar batang
dihitung ketika tanaman berumur 4 dan 8 MST dengan mengukur diameter batang
dari jagung tersebut.Pengukuran diameter batang dilakukan pada batang yang
berada 10 cm dari permukaan tanah.
4.1
Tinggi Tanaman
Berdasarkan
hasil praktikum Fisiologi Tumbuhan, didapat data tinggi tanaman jagung Bonanza
sebagai berikut:
Tabel 1. Pengamatan Tinggi Rata-rata
Tanaman
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman Jagunng
|
|||
2 MST
|
4 MST
|
6 MST
|
8 MST
|
|
Naungan
|
31,6
|
65,3
|
83,6
|
115,0
|
Tanpa
Naunagn
|
31,3
|
92,0
|
121,6
|
149,0
|
Keterangan : N =
Naungan
TN = Tanpa Naungan
Menurut tabel 1 diketahui bahwa jumlah tinggi tanaman jagung
varietas bonanza pada 2MST
dari 3 tanaman pada perlakuan naungan
Dengan rata-rata tinggi tanaman 31,6 cm.
Sedangkan rata-rata tinggi tanaman
jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan tanpa naungan atau
diareal terbuka lebih rendah dari pada
perlakuan naungan pada umur 2 MST yaitu 31,3 cm. Hal ini dikarenakan
tanaman jagung yang ditanam pada areal terbuka lebih banyak mendapaykan sinar
matahari sehingga proses fotosintesis lebih lancar atau baik.
Rata-rata tinggi tanaman varietas
bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur 4 MST dengan rata-rata tinggi tanaman jagung varietas bonanza
yaitu 65,3 cm dan 3 tanaman dengan perlakuan tanpa naungan pada umur 4 MST
mengalami kenaikan yaitu 92,0 cm
Pada umur 6 MST, rata-rata tinggi
tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan
mengalami kenaikan dari minggu ke minggu hingga tingginya mencapai 83,6 cm, hal
ini dikarenakan tanaman jagung mengalami pertumbuhan vegetative yaitu
pertumbuhan tinggi tanaman.
Sedangkan
rata-rata tinggi tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan tanpa naungan pada umur 6 MST mengalami kenaikan
yaitu 121,6 cm
Rata-rata tinggi tanaman jagung
varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur 8 MST memiliki rata-rata tinggi 115,0
cm, hal ini dikarenakan
pertumbuhan tanaman yang mengalami pertumbuhan vegetative tanaman yaitu
pertambahan tinggi tanaman. Dan
perlakuan tanpa naungan memiliki rata-rata 149,0 cm.
Rata-rata tinggi tanaman
jagung Bonanza dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Jagung
Bonanza
4.2 Jumlah Daun
Dari
praktikum Fisiologi Tumbuhan
yang dilakukan pada tanaman jagung varietas bonanza didapat data jumlah daun
sebagai berikut:
Tabel
2. Pengamatan Rata-Rata Jumlah Daun
Perlakuan
|
Jumlah Daun Tanaman Jagung
|
|||
2 MST
|
4 MST
|
6 MST
|
8 MST
|
|
Naungan
|
3
|
7
|
11
|
9
|
Tanpa
Naungan
|
5
|
8
|
8
|
12
|
Sumber : laporan hasil praktikum
fisiologi tumbuhan
Keterangan : N =
Naungan
TN = Tanpa Naungan
Menurut
Tabel 2 diketahui rata-rata jumlah daun dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan
pada umur 2 MST adalah 3 helai.
Sedangkan rata-rata jumlah daun
tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan tanpa naungan
atau diareal terbuka pada umur 2 MST lebih banyak dibandingkan tanaman jagung
yang ditanam dengan perlakuan naungan yaitu 5 helai, hal ini dikarenakan pada
perlakuan tanpa naungan tanaman lebih banyak mendapatkan sinar matahari untuk
proses fotosintesis.
Rata-rata jumlah daun tanaman jagung
varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur 4 MST
mengalami kenaikan yang cukup signifikan
dari 3 helai
(2MST) menjadi 7 helai.
Hal ini dikarenakan tanaman jagung mengalami pertumbuhan vegetative yaitu
bertambahnya jumlah daun.
Pada umur 4 MST rata-rata jumlah
daun tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan tanpa
naungan mengalami pertambahan jumlah daun dari 2 minggu sebelumnya hingga
jumlahnya mencapai dengan rata-rata 8 helai.
Rata-rata jumlah daun tanaman jagung
varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur 6 MST
mengalami pertambahan jumlah daun dari 4 minggu sebelumnya hingga jumlahnya
dengan rata-rata 11 helai, hal ini dikarenakan tanaman jagung mengalami
perttumbuhan vegetative tanaman yaitu pertambahan jumlah daun. Pada jagung manis dengan perlakuan tanaman tanpa
naungan memiliki rata-rata jumlah daun 8 helai.
Rata-rata jumlah daun tanaman jagung
varietas bonanza dengan perlakuan tanpa naungan pada umur 8 MST mengalami
pertambahan jumlah daun dari minggu ke minggu hingga pada masa ini jumlah daun
tanaman jagung mencapai 12 helai,
Sedangkan untuk tanaman jagung manis dengan perlakuan naungan dengan rata-rata
9 helai untuk lebih jelanya lihat grafik 2 diatas.
Data rata-rata jumlah
daun tanaman jagung dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2. Gambar Rata-rata Jumlah Daun
4.3 Lebar Daun
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan pada tanaman jagung varietas bonanza didapat data lebar daun sebagai
berikut:
Tabel 3 : Tabel Pengamatan Lebar
Dau
Perlakuan
|
Lebar Daun
Tanaman Jagung
|
|
4
MST
|
8
MST
|
|
Naungan
|
2,0
|
5,3
|
Tanpa
Naunagn
|
7,7
|
9,4
|
Sumber : laporan hasil praktikum
fisiologi tumbuhan
Ket
: N =
Naungan
TN =
Tanpa Naungan
Menurut
tabel 4 diketahui rata-rata lebar daun jagung
varietas bonanza dengan perlakuan
naungan pada umur 4 MST adalah 2,0
cm. Sedangkan rata-rata lebar daun jagung varietas bonanza dengan perlakuan
tanpa naungan pada umur 4 MST lebih lebar dibandingkan lebar daun tanaman
jagung dengan perlakuan naungan yaitu 7,7 cm. Hal ini dikarenakan
tanaman jagung dengan perlakuan naungan lebih banyak mendapatkan sinar matahari
sehingga proses fotosintesis lebih baik dibandingkan tanaman jagung dengan
perlakuan naungan.
Rata-rata lebar daun tanaman jagung
varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur 8 MST yaitu 5,3 cm dikarenakan tanaman
jagung mengalami pertumbuhan vegetative yaitu pelebaran jumlah daun.
Pada umur 8 MST rata-rata lebar
daun tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan tanpa
naungan lebih lebar dibandingkan lebar daun jagung dengan perlakuan naungan
yaitu 9,4 cm. Hal ini dikarenakan pada perlakuan naungan tanaman lebih
cenderung mecari sinar matahari dibandingkan tanaman dengan perlakuan tanpa
naungan.
Data rata-rata lebar
daun tanaman jagung Bonanza dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3. Grafik Rata-rata Lebar Daun
3.4 Lingkar
Batang
Dari
praktikum yang dilakukan pada tanaman jagung varietas bonanza didapat data
lingkar batang sebagai berikut:
Tabel
4 : Tabel Pengamatan
Lingkar Batang
Perlakuan
|
Lingkar
batang Tanaman Jagung
|
|
4 MST
|
8 MST
|
|
Naungan
|
1,3
|
6,6
|
Tanpa
Naunagn
|
6,6
|
9,7
|
Sumber : laporan hasil praktikum
fisiologi tumbuhan
Keterangan : N =
Naungan
TN = Tanpa Naungan
Menurut tabel 3 diketahui rata-rata
lingkar batang tanaman jagung dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur
4 MST adalah 1,3 cm, sedangkan
rata-rata lingkar batang tanaman jagung varietas bonanza dengan perlakuan tanpa
naungan pada umur 4 MST adalah 6,7
cm, lebih besar lingkar batangnya dibandingkan dengan tanaman dengan perlakuan
naungan hal ini dikarenakan tanaman jagung dengan
perlakuan tanpa naungan mendapatkan sinar matahari lebih baik dibandingkan
tanaman jagung dengan perlakuan naungan.
Rata-rata lingkar batang tanaman
jagung varietas bonanza dengan perlakuan naungan pada umur 8 MST sedikit megalami kenaikan dari 2 minggu
sebelumnya, lingkar batang tanaman mencapai 6,6 cm, hal ini dikarenakan tanaman
jagung mengalami pertumbuhan vegetative yaitu jumlah sel yang terdapat pada
batang Jagung mengalami pertambahan jumlah sehingga batang jagung bertambah
besar.
Rata-rata tinggi tanaman jagung
varietas bonanza dengan perlakuan tanpa naungan pada umur 8 MST mengalami kenaikan
yang cukup signifikan dari 2 minggu sebelumnya hingga lingkar batang tanaman
jagung mencapai 9,7 cm.
Rata-rata lingkar
batang tanaman jagung Bonanza dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar 4. Grafik Rata-Rata Lingkar Batang
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Tumbuh
dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Adapun pengertian dari
pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang sifatnya irrenversible (tidak
dapat balik) karena adanya pembelahan sel.
2. Perlakuan
dengan memberikan naungan pada tanaman akan mempengaruhi sifat morfologi
tanaman. Morfologi tanaman yang bias dipengaruhi oleh naungan adalah batang
tidak kokoh, karena garis tengah batang lebih kecil sehingga tanaman menjadi
mudah rebah.
3. Dari hasil praktikum yang dilakuklan diketahui bahwa
tanaman jagung varietas bonanza dengan perlakuaan tanpa naungan mengalami
pertumbubuhan vegetative yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman jagung
bonanza yang diperlakukan naungan. Hal ini dikarenakan tanaman jagung adalah
salah satu jenis tanaman yang memerlukan cahaya matahari yang banyak sehingga
tanaman dalam naungan tidak tumbuh dengan baik.
5.2.
Saran
Dalam
melakukan praktikum fisiologi tumbuhan, dalam teknik budidaya khususnya
perawatan tanaman harus lebih diperhatikan baik yang diperlakukan di naungan
maupun yang tanpa naungan sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Dan dalam
proses pengambilan data harus lebih teliti supaya data yang diperoleh lebih
akurat.
DAFTAR
PUSSTAKA
A.Rahmi dan
Jumiati. 2003 Anonim. 2008. Tanaman Jagung Manis (Sweet Corn.Pengaruh
Konsentrasi dan Waktu Pemupukan POC Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Jagung Manis www.usahawantani.com/.../Tanaman-Jagung-Manis-Sweet.Corn.. Fakultas Pertanian Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Samarinda
Anonym
1993.Syarat Tumbuh. .
Penerjemah Herawati Susilo. Jakarta, Universitas Indonesia. 428 hal.
Effendi
1991. Intensitas Cahaya Matahari. Pada PT Perkebunan XV-XVI (Persero) PG.
Gondang Baru Klaten (Sosial Ekonomi Pertanian)
Hasibuan 2006
Potosintesis USU Press. Medan.
Harizamrry.
2007. Artikel Jagung . http://harizamrry.com/2007/Jenis jenis Tanaman
Jagung,
Kofranek, A.M.,1980. Morfoli tanaman jagung
manis (sweat corn) Cut Chrysanthemum. In. Introduction to floriculture.
Larson (ed). Acad. Press. New York. London.
Krishnamoorthy, H.N. 1981. Jagung manis.Diakses di http://www.scribd.com/doc/38158723/jagung manis-no4.pdf,
Mitchell. 1991. Fisiologi tanaman
budidaya. Penerjemah Herawati Susilo. Jakarta, Universitas Indonesia. 428 hal.
MarosDwijoseputro,1980 .Pemeliharaan
Tanaman Jagung Jakarta.P.T.Gramedia.200p.Gardner, F.P., RB. Pearce and RL.
Muhachir 1998 Morfologi Tanaman Jagung.P.
T.Gramedia.200p.Gardner, F.P., RB. Pearce and RL.
Micthelli 1991. Teknik Budidaya
Tanaman Jagung. Cut
Chrysanthemum. In. Introduction to floriculture. Larson (ed). Acad.
Press. New York. London
Suprapto, 1990. Teknik Budidaya Tanaman Jagung Jakarta. P.
T.Gramedia.2009.
Rukmana
2004. Bentuk Biji Tanaman Jagung.Balai
Penelitian Tanamanan Pangan Sukamandi (Geofisika Dan Meteorologi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar