SpongeBob SquarePants

Selasa, 13 Desember 2016

PERSILANGAN VARIETAS BONANZA DENGAN JAGUNG PULUT

 ANALISIS FENOTIP TANAMAN JAGUNG (Zea Mays L) HASIL PERSILANGAN VARIETAS BONANZA
DENGAN JAGUNG PULUT
Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman



KADEK SUDSARTA
12542111000811


SEKOLAH TINGGI PERTANIAN (STIPER) KUTAI TIMUR
SANGATTA

2013

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulisan LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN ini dapat selesai pada waktunya.
            Penulis mengucapkan terima kasih atas pencerahan dan referensi melalui diskusi maupun pemaparan, kepada:
1.      Bapak Prof. Dr. Ir. Juraemi, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur
2.      Bapak La Sarido,SP,.MP, selaku Ketua Program Studi Agroteknologi.
Ibu Farida,SP, selaku Dosen Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman serta Koordinator Praktikum Pemuliaan Tanaman.
3.      Ibu Nani Rohaeni,SP, selaku Dosen Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan
4.      Ibu Farida,SP, selaku Dosen Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan serta Koordinator Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
5.      Serta teman-teman Program Studi Agroteknologi 2012.
Sehingga membantu penulis dalam hal pengumpulan data guna kelengkapan LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN ini.
Oleh karena itu segala saran dan masukan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, guna kesempurnaan Laporan Fisiologi Tumbuhan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca.
Sangatta,        Desember  2013

                                                                                                             Penulis

I . PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Tanaman jagung manis merupakan komoditas palawija yang layak dijadikan komoditas unggulan agrobisnis tanaman pangan. Prospek pengembangan usaha tani jagung manis sangat cerah dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sebagai sumber pendapatan Negara. Usaha meningkatkan produksi produktivitas jagung manis nasional ditempuh melalui program ekstensifikasi, intensifikasi, diversivikasi, dan rehabilitasi yang ditunjang pula dengan program penanaman jgung manis diluar musim melalui penerapan pola tanam yang sesuai di suatu daerah. Kornponen terbesar di dalam biji jagung manis adalah karbohidrat, terutama berupa pati. Secara kimia, pati adalah polimer dari unit-unit glokasa anhidro (C6H10O50) dan juga lemak yang berfungsi sebagai bahan cadangan energi. Pati jagung terdiri dari amilosa dan amilokpeti, namun komposisi kedua komponen tersebut berbeda pada setiap varietas, sehingga mempengaruhi sifat gelatinasi masing-masing varietas jagung
Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan tersebut dapat hidup. Lalu proses-proses metabolisme ini dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan mikro disekitar tumbuhan tersebut. Dengan mempelajari fisiologi tumbuhan, kita akan lebih dapat memahami bagaimana sinar matahari dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk menghasilkan karbohidrat dari bahan baku organic berupa air dan karbondioksida.

I.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu:
a.       Mahasiswa dapat mengetahui teknik budidaya tanaman jagung manis
b.      Mahasiswa dapat membedakan pengaruh perlakuan naungan dan tanpa naungan terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis
c.       Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh naungan dan tanpa naungan terhadap hasil tanaman jagung manis.
I.3. Manfaat Praktikum
Ada beberapa manfaat dalam praktikum ini antara lain:
a.       Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi tahapan budidaya tanaman jagung manis
b.      Mahasiswa dapat membedakan ciri-ciri antara tanaman yang mendapat cukup cahaya matahari dengan tanaman yang kekurangan cahaya matahari
c.       Mahasiswa dapat mengetahui hasil tanaman jagung manis dari tanaman yang cukup mendapatkan sinar matahari dan tanaman yang kekurangan sinar matahari.



II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Tanaman Jagung Bonanza
Tanaman jagung manis teunasuk kedalam keluarga (famili) rumput- rumputan (Gramineae). Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio             : Speunatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub L)ivisio     : Angiospeunae (berbiji tertutup)
Kelas               : Monocotyledore (berkeping satu)
Ordo                : Graminae (rumput-rumputan)
Famili              : Graminaceae
Genus              : Zea
Species            :Zea mays saccharata Linn.
Tanaman jagung manis temasuk jenis tumbuhan semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan Paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umunnya berketinggian antara lm sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggt 6 m. Tinggi tanaman biasa diukur dari peunukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.


2.1.1. Morfologi Tanaman Jagung Bonanza
Secara morfologi, bagian atau organ-oragan penting tanaman jagung sebagai berikut:
l. Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman
8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m.. Pada kondisi tanah yang subur dan gembur, jumlah akar tanaman jagung manis cukup banyak sedangkan pada tanah yang kurang baik akar yang tumbuh jumlahnya terbatas atau sedikit. Perakaran tanaman jagung manis diawali dengan Proses Pertumbuhan kecambah biji jagung manis dimulai dengan akar kecambah, kemudian diikuti calon batang, Bersamaan dengan tumbuhnya akar kecambah akan tumbuh pula akar primer yang muncul pada buku terbawah. Selanjutnya setelah l0 hari berkecambah akan tumbuh akar adventif yang muncul pada buku di atasnya
Akar berabut. Akar sokong pada pangkal batang menolong menyokong pokok. Batang runggal, berbentuk silinder, panjang dan ditutupi dengan upih daun dan mempunyai buku yang lebih rapat dekat pada pangkal. Daun tirus dan panjang dengan urat yang selari. Rambut jagung (jambak bunga jantan) yang terdapat di hujung batang pokok menghasilkan biji-biji debunga sebelum bunga betina matang. Tongkol yang terdapat di ketiak daun pokok matang mengandungi biji benih jagung. Jambak bunga betina (stil) yang panjang dan berupa sutera terdapat di tongkol muda dan menerima cepu debunga jantan. Pendebungaan adalah dibantu oleh angin. Biji atau kernal mengandungi tiga bahagian iaitu perikarpa, endosperma dan embrio.( Kofranek, A.M., 1980)
2. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Batang tanaman jagung manis bentuknya bulat silindris, tidak berlubang dan  beruas-ruas sebanyak 8 - 20 ruas. Ruas terbungkus pclepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak menganduag lignin. Jumlah ruas tersebut teryantung pada varietas jagung manis yang ditanm dan umur tanaman. (Muhadjir,1998).
Fungsi batang yang berisi berkas-berkas pembuluh adalah sebagai media pengangkut zat-zat makanan dari atas ke bawah atau sebaliknya, Zat-zat yang diserap oleh akar berupa unsur-unsur hara yang diangkut ke atas melalui berkas-berkas pembuluh menuju daun tanaman untuk selanjutnya dengan proses asimilasi dihasilkan zal-zat makan yang dikirim keberbagai jaringan tanaman.
3. Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Peunukaan daun ada yang licin dan ada yang berarnbut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epideunis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Struktur daun terdiri atas tiga bagan, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Jumlah daun tiap tanaman bervariasi antara 8-48 helai. Ukuran daun berbeda-beda yaitu panjang antara 30-l50 cm dan lebar mencapai 15 cm. Letak daun pada batang bersilangan. Daun jagung mempunyai lidah dan telinga daun yang terletak dipangkal daun. Lidah daun berfungsi untuk mengatasi masuknya air dari atas (air hujan) kedatam batang tanaman jagung, sehingga terhindar dari kebusukan. Daun berfungsi sebagai tempat terjadinya prosesing makanan tanaman makanan (asimilasi), mengatur kelebihan air dan sekaligus menstabilkan suhu yang dibutuhkan tanaman, serta sumber zar hijau daun (klorofil) sebagai organ fotosintesis.
Daun jagung muncul dari buku-buku batang, sedangkan pelepah daun metelubungi ruas batang untuk memperkuat batang. Panjang daun bervariasi antara 30-150cm dan lebar 4-15cm dengan ibu tulang daun yang sangat keras .Terdapat lidah daun (ligula) yang transparan yang mempunyaio telinga daun (auriculae) jumlah daun jagung tanaman bervariasi antara 12-18 helai (Muhadjir.1998).
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasangg glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Tongkol tumbuh dari buku, diantara batang dan pelepah daun. Pada urnumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolific. Bunga jantan Jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari Iebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Bunga betina terdiri atas sel telur atau ovari yang dilindungi oleh carpel. Carpel ini tumbuh menjadi rambut-rambut. Tangkai kepala putik merupakan rambut atau benang yang berjumbai diujung tongkol sehingga kepala putiknya menggantung diluar tongkol. Persarian bunga jagung manis terjadi pada pagi hari. Jumlah serbuk sari sekitar 2-5 juta per tanaman. Serbuk sari terbentuk selama 7-15 hari, Persarian tanaman jagung manis dibantu oleh angin dan serangga penyerbuk. Persarian silang dapat terjadi pada jarak sejauh 400 m. Persarian akan gagal apabila suhu udara panas dan kering, maka keluarnya serbuk sari berlangsgng cepat, sedangkan rambut pada tongkol keluamya lambat.
4. Bakal Biji
Bakal biji yang siap diserbuki ditandai dengan rambit yang memanjang dan keluar melalui sela-sela antar tongkol dan kelobot (pembungkus). Semakin banyak bunga betina yang siap untuk dibuahi, maka semakin bertambah jumlah rambut yang keluar melewati ujung tongkol jagung.
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus.Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya.Pada umumnya jagung memiliki barisan biji yang melibit secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji.Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Rukmana, 2004)

Fungsi tongkol jagung adalah sebagai tempat menempelnya calon biji, tempat menyimpan persediaan makanan, dan sebagai tempat lembaga muda (calon biji). Proses persarian bunga jagung berlangsung selama 12-28 jam. Serbuk sari tumbuh mencapai sel telur dalam bakal biji. Bersatunya sel telur dan sel jantan disebut pembuahan, yang diikuti dengan perkembangan biji. Mula-mula selama 7-10 hari, perkembangan biji berlangsung lambat, tetapi setelah itu berlangsung cepat secara linear sampai berat maksimal.
Pertumbuhan sejak keluar buanga jantan sampai dengan masaknya biji disebut pertumbuhan generatif. Lamanya pertimbuhan generatif berlangsung antara 50-55 hari, bergantung dari jenis atau varietas jagung dan kesuburan tanah. Setiap batang tanaman Jagung manis idealnya dipelihara satu tongkol, bergantung varietas dan kesuburan tanaman. Namun, kadeng-kadang ditemukan lebih dari satu tongkol pertanaman. Anak-anak tongkol yang tumbuh dibagian bawah sebaiknya dibuang. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endospeun yang bervariasi pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji Jagung manis terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (seed coat), endospeun, dan embrio. Biji jagung merupakan organ tanaman generatif untuk memperbanyak tanaman.
5. Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.
2.2. Syarat Tumbuh
          1. Keadaan Iklim
1.      Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub0tropis/topis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.
2.      Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.
3.      Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Sinar matahari yang baik mencapai l00 % (tempat terbuka). Tanaman jagung yang ternaungi, perturnbuhannya akan terhambat/ merana, dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
4.      Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 2l-340 C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antaru 23-270 C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 300C.
Jagung mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dibandingkan dengan tanaman lainnya yang berasal dari jenis yang sama. Jagung berasal dari daerah-daerah tropis namun telah banyak dikembangkan pada daerah sub tropis. Dari berbagai sifat yang dimilikinya, jagung menghendaki hawa yang cukup panas untuk pertumbuhannya sebab pada temperature minimum akan mengganggu perkecambahan dan pada temperature suhu yang maksimum embrio biji jagung dapat rusak. Variasi temperaturnya adalah 90C–100C untuk temperature minimum, 230C–270C untuk temperature optimum 400C–440C untuk temperature maksimumnya (anonym, 1993).
2. Tanah
a.    Jagung dapat tumbuh pada pH tanah antara 5,5–7,0 dan tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-1300 Mdpl. Tanah yang kemiringannya tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan melintang searah kemiringan tanah dengan maksud mencegah erosi pada waktu terjadi hujan (Suprapto, 1990).
b.      Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung,berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami Jagung dengan hasil yang baik denqan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertunbuhannya
c.       Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6 -7,5.
d.      Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediann air dalam kondisi baik.
e.       Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapl ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil- Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.
3. Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
2.3. Jenis-jenis Tanaman Jagung
Macam jagung berdasarkan karakteristik endosperma yang membentuk bijinya, terdapat:
  1. Indentata (Dent, “gigi-kuda”)
Ciri-ciri dari jagung ini adalah lekukan dibagian tengah atau dibagian atas biji. Bijinya berukuran besaryang terbagi dalam beberapa baris dan bewarna kuning, putih atau kadang-kadang bewarna lain. (Harizamrry. 2007)
  1. Indurata (Flint, “mutiara”)
Biji jagung mutiara berbentuk agak bulat dan ukurannya lebih kecil dari pada jagung kuda.Warna biji bervariasi, putih, kuning, da nada juga yang berwarna merah.
  1. Saccharata (Sweet, “manis”)
Ciri-ciri jagung manis adalah biji-biji yang masih muda  dan bercahaya berwarna jernih seperti kaca sedangkan biji yang telah masak dan kering akan menjadi berkerut.
  1. Everta (Popcorn, “berondong”)
Ciri-ciri jagung berondong adalah bijinya kecil dan hamper seluruh endosperm merupakan bagian yang keras, sehingga jika dipanaskan dapat berkembang 10-30 kali volume asal. Jenis jagung ini dibedakan atas 2 tipe yaitu rice pop dan pear pop. Rice pop corn bijinya pipih dan meruncing sedangkan pear pop corn bijinya bulat dan kompak.
  1. Amylacea (Flour corn, “tepung”)
Ciri khas jagung ini adalah bijinya diselubungi oleh kelobot sehingga biji pop corn seolah-olah tidak tampak.
  1. Glutinosa (Sticky corn, “ketan”)
Jagung ini biasanya disebut jagung pulem karena kadar amilo peptinnya tinggi. Bijinya kecil berwarna mengkilapseperti lilin dan zat patinya menyerupai teping tapioca. Jagung ini berasal dari asia dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebab dapat menggantikan kedudukan tepung tapioca dan bahan pengganti sagu serta cocok untuk bahan pakan ternak.
  1. Tunicata (Podcorn, merupakan kultivar yang paling primitif dan anggota subspesies yang berbeda dari jagung budidaya lainnya).
Ciri khas jagung ini adalah hamper seluruh bijinya terdiri atas pati yang menyerupai tepung dan lunak, sehingga apabila terkena panas akan mudah pecah. Jenis jagung ini cocok untuk pembuatan tepung maizena.
2.4. Kadungan Gizi
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
. Kalori                     : 355 Kalori
. Protein                    : 92 g
. Lemak                    : 3,9 gr
. Karbohidrat            : 73,7 gr
. Kalsium                  : l0 mg
. Fosfor                     : 256mg
. Ferum                     : 2,4m9
. Vitamin A             : 510 SI
. Vitamin Bl             : 0,38 mg
. Air                          : l2gr
Untuk ukuran yang sama, meski jagug mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah namun mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.
2.5. Teknik Budidaya
1. Persiapan Media Tanam
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata
Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket.Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase. (Krishnamoorthy, H.N. 1981)
2. Penanaman
Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan.Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.

Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan adalah sebagai
a)      Tumpang sari (Intercropping), melakukan penanaman lebih  dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
b)      Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi kayu.
c)      Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok(dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d)     Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuranseperti jagung, kedelai, ubi kayu. (Mitchell. 1991
3. Pemupukan
1.      Pemupukan saat pemeliharaan
Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha.
Adapun cara dan dosis pemupukan untuk setiap hektar:
a)      Pemupukan dasar: 1/3 bagian pupuk Urea dan 1 bagian pupuk TSP diberikan saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah.
b)      Susulan I: 1/3 bagian pupuk Urea ditambah 1/3 bagian pupuk KCl diberikan setelah tanaman berumur 30 hari, 15 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm lalu di tutup tanah.
c)      Susulan II: 1/3 bagian pupuk Urea diberikan saat tanaman berumur 45 hari.
d)      Pemberian pupuk MiG-6 pada saat pemeliharaan pada usia 3 minggu dan 6 minggu setelah tanam, apabila menggunakan benih berumur menengah atau panjang (90-120hari), diperlukan tambahan pupuk hayati MiG-6 pada usia 9 minggu. Pemberian masing-masing 2 liter per hektar.( A. Rahmi dan Jumiati. 2003)
4. Pemeliharaan
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu.Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam.Tanaman yang sehat dan tegap terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan. 
Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma serta faktor budidaya lainnya.Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut. 
Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma.Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar tanaman.Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua.Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan. 
Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun.Daun jagung segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh,( MarosDwijoseputro,1980)
5. Pengairan
Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam).Pada masa pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu berbunga yang membutuhkan air terbanyak.Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus. 
Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu.Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu.Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi.Pengairan juga dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau menggunakan pompa air bila kesulitan air
6. Penyakit dan Hama
Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan menggangu pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain
a.       Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat tanah, ulat daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.
b.      Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya bulai, cendawan, bercak ungu, karat. 
Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung tersebut maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara:
a.       Penggunaan varietas bibit yang resisten 
b.      Penggunaan teknik-teknik agronomi 
c.       Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam 
d.      Pemeliharaan dan pemanfaatan musuh-musuh alami 
7. Panen
Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah kuning.Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen.
Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau butirnya rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan sehingga pengeringan dapat segera dilakukan.Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol berkelobot (berkulit).
8. Pasca Panen
Penanganan pasca panen bisa dengan cara pengeringan, pada umumnya dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah terik matahari menggunakan alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat dilakukan selama 3-4 hari.Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung dipipil, agar segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air kurang lebih 12%) agar dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu penjemuran 60 jam sinar matahari. 
Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu : 
a.       Pengolahan basah (wet process), adalah pengolahan jagung yang dilakukan dengan merendam jagung terlebih dahulu di dalam air sehingga menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu dikeringkan. 
b.      Pengolahan kering (dry process), adalah pengolahan secara kering tanpa perendaman, biasanya menghancurkannya lebih sukar dibandingkan dengan cara basah. 
Penanganan pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen, kegiatannya meliputi : pemanenan,pengangkutan,pengeringan, penundaan, perontokan dan penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada umumnya dilakukan oleh petani, kelompok tani, koperasi dan para pedagang pengumpul serta didukung oleh berbagai lembaga dalam masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut dengan istilah Sistem Penanganan Pasca Panen Cara penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik akan memberikan dampak yang buruk terhadap mutu jagung, apabila mutu jagung menurun, maka harga jual menurun dan pendapatan petani menjadi lebih rendah. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi baik buruknya mutu jagung adalah adanya jamur dan cendawan yang ditandai dengan warna kehitam-hitaman, kehijau-hijauan atau putih pada buah jagung. Salah satu diantara jamur tersebut adalah Aspergilis sp yang menghasilkan racun aslatoksin dan berbahaya bagi manusia maupun ternak lainnya, jamur tersebut dapat dimatikan dengan pemanasan tetapi racunnya tidak dapat ditangkal dengan pemanasan.
2.6. Fotosintesis
Poaceae biasanya tumbuh di daerah yang intensitas sinar mataharinya tinggi (panas dan matahari terik) sehingga akan banyak stomata yang dimilikki menjadi menutup.Sehingga tumbuhan akan memfiksasi oksigen lebih besar daripada karbondioksida dan menghasilkan senyawa organic 2-C pada akhir siklus bukan PGA (3-C) sehingga tidak menghasilkan glukosa.Oleh karena itu tumbuhan mengalami adaptasi fisiologi dengan membentuk senyawa berkarbon-empat  sebelum masuk ke siklus Calvin sehingga dapat membentuk glukosa.
Fotosintesis ialah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini Fotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari.( Hasibuan 2006).
Jagung merupakan salah satu tanaman yang mengalami adaptasi fisiologi ini sehingga disebut juga dengan tanaman C4.Adaptasi ini dibagi menjadi 2 cara yaitu : Membentuk senyawa antara 4-C pada sel yang berbeda sebelum masuk ke siklus C3/Calvin, dan Menbentuk senyawa antara 4-C yang disimpan pada vakuola pada malam hari yang pada siang harinya digunakan untuk siklus Calvin. Mekanisme fotosintesisnya adalah Masuknya karbondioksida ke dalam senyawa organik dalam mesofil(suhu optimum penyerapan karbondioksida antara 28-30 C.
Pada fosfoenolpiruvat (PEP) ditambah karbondioksida dengan bantuan enzim PEP karboksilase untuk membentuk produk berkarbon empat yaitu oksaloasetat.Karena PEP karboksilase memilikki afnitas yang lebih tinggi dari karbondioksida sehingga dapat memfiksasi karbondioksida secara efisien dan tidak terpengaruh oleh hari yang panas dan kering.Setelah memfiksasi karbondiosida ,sel mesofil mengirim keluar produk berkarbon empatnya ke sel sarung mestom melalui plasmodesmata.Kemudian senya berkarbon-empat melepaskan karbondioksida yang diasimilasi ulang ke dalam materi organik oleh rubisko dan siklus Calvin yang kemudian hasil akhirnya adalah glukosa.
2.7. Respirasi
Respirasi pada jagung hamper sama dengan tumbuhan lain pada umunya.Respirasi bertujuan untuk  mendapatkan energi dari bahan-bahan organik melalui proses pemecahan gula.
Tahap-tahap dalam respirasi:
  1. Glikolisis
  2. Grooming phase
  3. Siklus Krebs
  4. Fosforilasi oksidatif dan etc.
Faktor-faktor yang dapat mepengaruhi laju respirasi: ketersediaan jumlah dan jenis substrat, ketersediaan oksigen sebagai sumber energi yang akan digunakan oleh mitokondria dalam lintasa electron untuk membentuk ATP.
2.8. Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.Jika ditanam di tempat gelap dan kurang cahaya matahari, maka tanaman akan tumbuh lebih panjang daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin.Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjanga sel di daerah belakang meristem ujung.Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil. Peristiwa ini disebut etiolasi.
Jika ditanam di tempat terang dan cukup mendapat cahaya matahari, maka tanaman akan tumbuh lebih pendek daripada yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin.  Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat.  Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, jagur, subur daun terlihat segar serta memiliki cukup klorofil.
2.9. Intensitas Cahaya Matahari
Intensitas cahaya merupakan pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari, atau dapat dikatakan sumber utama untuk proses-proses fisika atmosfer yang menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi. Radiasi surya memegang peranan penting dari berbagai sumber energy lain yang dimanfaatkan manusia. Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bagian yang mutlak dari kehidupan manusia.Untuk mendukung teknik pencahayaan buatan yang benar, tentu saja perlu diketahui seberapa besar intensitas cahaya yang dibutuhkan pada suatu tempat.Maka, untuk mengetahui sebeapa besar intensitas cahaya tersebut dibuthkan suatu alat ukur cahaya yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya cahaya dalam satuan lux. Ada beberapa radiasi solar, yang terpenting: radiasi elektromagnetik (yg berhubungan dengan listrik dan magnet).
Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh keawanan, tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan bumi, khususnya besarnya energy matahari yang diterima bumi.Sudut yang dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan adanya rotasi bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan bawah di mana massa atmosfir lebih terkonsentrasi. Radiasi yang tidak tertangkis maupun terserap oleh atmosfir, sampai ke permukaan bumi. Karena bumi sangat padat, maka radiasi ini bukan ditangkis, melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfir (proses ini biasa disebut refleksi - walaupun sebenarnya sama saja dengan tangkisan).
Es dan salju merefleksi hampir kebanyakan dari radiasi solar yang sampai ke permukaan bumi, sedangkan laut, merefleksi sangat sedikit. Radiasi yang sampai ke permukaan bumi yang tidak direfleksi, akan diserap oleh bumi. Di lautan, penyerapan ini sampai pada puluhan meter dari permukaan laut, sedangkan di daratan, hanya pada level yang lebih tipis. Seperti halnya yang terjadi pada atmosfir, penyerapan radiasi di permukaan bumi menyebabkan naiknya temperatur permukaan tersebut. Peranan intensitas cahaya  terhadap keberlangsungan ekosistem. Karbohidrat merupakan jenis molekul yang paling banyak ditemukan di alam. Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan karbon dioksida, hidrogen, oksigen, dan energi matahari kedalam bentuk hayati. Pengubahan energi matahari menjadi energi kimia dalam reaksi biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama energi metabolit untuk organisme hidup.Dari karbohidrat hasil fotosintesis dalam tanaman inilah yang merupakan dasar dari perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam suatu ekosistem.
2.10. Panjang Gelombang
Tanaman cenderung tumbuh secara tidak sehat dan kurang optimal di dalam pembentukan fisik tanaman, dan hanya membentuk fisik tanaman dalam hal tinggi tanaman.Hal ini disebabkan karena faktor panjang gelombang cahaya matahari yang ada di dalam rumah kaca berbeda dengan panjang gelombang cahaya matahari di luar rumah kaca, sehingga tanaman hanya terlihat tinggi tetapi tidak didukung dengan bentuk fisik tanaman yang tidak kokoh.
2.11. Naungan
            Perlakuan dengan pemberian naungan pada tanaman dapat mempengaruhi sifat morfologi tanaman, Morfologi tanaman yang bisa dipengaruhi oleh naungan adalah batang tidak kokoh, karena tengah batang lebih kecil sehingga tanaman menjadi mudah rebah Hal ini tidak berlaku bagi tanaman yang toleransi naungan karena cenderung lebih efisien dalam pemamfaatan cahaya. Pada batas naungan tertentu proses fisiologis didalam naungan toleransi tersebut tidak terlalu dipengaruhi naungan sehingga tanaman tumbuh normal tidak terjaadi etiolasi dan kerebahan yang tentunya tidak mempengaruhi hasil

III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan dikampus STIPER KUTAI TIMUR pada hari minggu, tanggal 12 Oktober 2013 pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai. Yang bertempat di jalan soekarno hatta atau di belakang gedung program studi agroteknologi.
3.2. Alat dan Bahan
1. Alat:
            Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain yaitu: Kamera, Cangkul, Parang, Meteran, Penggaris, Ember
2. Bahan:
            Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: Tanah, Pupuk organik, Benih jagung bonanza, Polybag,pasir dan air.
3.3. Cara Kerja
1. Persiapan media tanam
Lakukan pengisian polybag dengan media tanam topsoil, pupuk kandang,
pupuk kompos, pasir, sekam, dll.

2.Penanganan benih
Benih yang akan ditanam diberi perlakuan perendaman dalam air dengan tujuan agar benih tersebut melakukan proses imbibisi (masuknya air kedalam biji) agar mempercepat proses perkecambahan benih.
1.    Melakukan penanaman
Penanaman dilakukan pada biji yang terpilih, tanaman 1 atau 2 biji perpolybag, penanaman biji dilikukan pada satu lubang tanaman bersamaan, tutup biji yang sudah ditanam tersebut dengan media tanam, lakukan penyiraman, letakkan polybag yang sudah ditanam dilapangan dan didalam nursery sebagai naungan (sesuai dengan perlakuan masing-masing).
2.        Melakukan perawatan
a.    Penyiraman : dilakuakan 2x sehari pagi dan sore hari (sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 4 sore).
b.    Penyiangan : menyiangi gulma yang ada didalam polybag maupun yang ada diluar sekitar polybag secara manual.
c.    Penyulaman/ sortasi benih : benih yang tumbuh dua tanaman satu polybag, maka harus dilakukan sortasi benih dengan memilih salah satu tanaman tang terbaik tumbuhnya ketika berumur 2 MST. Untuk tanaman yang tidak tumbuh atau tumbuh abnormal dalam polybag, maka dilakukan penyulaman.


3.4 Parameter pengamatan
a. Tinggi tanaman (umur 2, 4, 6, 8 MST).
            Tinggi tanaman di ukur menggunakan mistar per dua minggu sekali setelah tanam, dengan mengukur dari akar atau tanah sampai daun yang paling tinggi.
b. Jumlah daun per bulan
Lebar daun diukur dengan memilih dua daun yang terlebar dalam satu tanaman kemudian dirata-ratakan (biasanya dalam satu tanaman daun yang terlebar terletak pada posisi bawah).
c. Lingkar batang (10 cm per bulan)
Lingkar batang dihitung ketika tanaman berumur 4 dan 8 MST dengan mengukur diameter batang dari jagung tersebut.Pengukuran diameter batang dilakukan pada batang yang berada 10 cm dari permukaan tanah.






IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tinggi Tanaman
Berdasarkan hasil praktikum Fisiologi Tumbuhan, didapat data tinggi tanaman jagung Bonanza sebagai berikut:
Tabel 1. Pengamatan Tinggi Rata-rata Tanaman
Perlakuan
Tinggi Tanaman Jagunng
2 MST
4 MST
6 MST
8 MST
Naungan
31,6
65,3
83,6
115,0
Tanpa
Naunagn
31,3
92,0
121,6
149,0
Keterangan :    N   = Naungan
TN = Tanpa Naungan
            Menurut tabel 1 diketahui bahwa jumlah tinggi tanaman jagung varietas bonanza pada 2MST dari 3 tanaman pada perlakuan naungan Dengan rata-rata tinggi tanaman 31,6 cm.
            Sedangkan rata-rata tinggi tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan tanpa naungan atau diareal terbuka lebih rendah  dari pada perlakuan naungan pada umur 2 MST yaitu 31,3 cm. Hal ini dikarenakan tanaman jagung yang ditanam pada areal terbuka lebih banyak mendapaykan sinar matahari sehingga proses fotosintesis lebih lancar atau baik.
            Rata-rata tinggi tanaman varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur 4 MST dengan  rata-rata tinggi tanaman jagung varietas bonanza yaitu 65,3 cm dan  3 tanaman dengan  perlakuan tanpa naungan pada umur 4 MST mengalami kenaikan yaitu 92,0 cm
            Pada umur 6 MST, rata-rata tinggi tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan mengalami kenaikan dari minggu ke minggu hingga tingginya mencapai 83,6 cm, hal ini dikarenakan tanaman jagung mengalami pertumbuhan vegetative yaitu pertumbuhan tinggi tanaman.
            Sedangkan rata-rata tinggi tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan  perlakuan tanpa naungan pada umur 6 MST mengalami kenaikan yaitu 121,6 cm
            Rata-rata tinggi tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur 8 MST memiliki rata-rata tinggi 115,0 cm, hal ini dikarenakan pertumbuhan tanaman yang mengalami pertumbuhan vegetative tanaman yaitu pertambahan tinggi tanaman. Dan perlakuan tanpa naungan memiliki rata-rata 149,0 cm.
            Rata-rata tinggi tanaman jagung Bonanza dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Rata-rata Tinggi  Tanaman Jagung Bonanza
4.2 Jumlah Daun
Dari praktikum Fisiologi Tumbuhan yang dilakukan pada tanaman jagung varietas bonanza didapat data jumlah daun sebagai berikut:
Tabel 2. Pengamatan Rata-Rata Jumlah Daun
Perlakuan
Jumlah Daun Tanaman Jagung
2 MST
4 MST
6 MST
8 MST
Naungan
3
7
11
9
Tanpa
Naungan
5
8
8
12
Sumber : laporan hasil praktikum fisiologi tumbuhan
Keterangan :    N         = Naungan
                        TN       = Tanpa Naungan
Menurut Tabel 2 diketahui rata-rata jumlah daun dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur 2 MST adalah 3 helai.
            Sedangkan rata-rata jumlah daun tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan tanpa naungan atau diareal terbuka pada umur 2 MST lebih banyak dibandingkan tanaman jagung yang ditanam dengan perlakuan naungan yaitu 5 helai, hal ini dikarenakan pada perlakuan tanpa naungan tanaman lebih banyak mendapatkan sinar matahari untuk proses fotosintesis.
            Rata-rata jumlah daun tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur 4 MST mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 3 helai (2MST) menjadi 7 helai. Hal ini dikarenakan tanaman jagung mengalami pertumbuhan vegetative yaitu bertambahnya jumlah daun.
            Pada umur 4 MST rata-rata jumlah daun tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan tanpa naungan mengalami pertambahan jumlah daun dari 2 minggu sebelumnya hingga jumlahnya mencapai dengan rata-rata 8 helai.
            Rata-rata jumlah daun tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur 6 MST mengalami pertambahan jumlah daun dari 4 minggu sebelumnya hingga jumlahnya dengan rata-rata 11 helai, hal ini dikarenakan tanaman jagung mengalami perttumbuhan vegetative tanaman yaitu pertambahan jumlah daun. Pada jagung manis dengan perlakuan tanaman tanpa naungan memiliki rata-rata jumlah daun 8 helai.
            Rata-rata jumlah daun tanaman jagung varietas bonanza dengan perlakuan tanpa naungan pada umur 8 MST mengalami pertambahan jumlah daun dari minggu ke minggu hingga pada masa ini jumlah daun tanaman jagung mencapai 12  helai, Sedangkan untuk tanaman jagung manis dengan perlakuan naungan dengan rata-rata 9 helai untuk lebih jelanya lihat grafik 2 diatas.
            Data rata-rata jumlah daun tanaman jagung dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2. Gambar Rata-rata Jumlah Daun
4.3 Lebar Daun
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada tanaman jagung varietas bonanza didapat data lebar daun sebagai berikut:
Tabel 3 : Tabel Pengamatan Lebar Dau
Perlakuan
Lebar Daun Tanaman Jagung
4 MST
8 MST

Naungan
2,0
5,3
Tanpa
Naunagn
7,7
9,4
Sumber : laporan hasil praktikum fisiologi tumbuhan

Ket :    N         = Naungan
            TN       = Tanpa Naungan
            Menurut tabel 4 diketahui rata-rata lebar daun jagung varietas bonanza  dengan perlakuan naungan pada umur 4 MST adalah 2,0 cm. Sedangkan rata-rata lebar daun jagung varietas bonanza dengan perlakuan tanpa naungan pada umur 4 MST lebih lebar dibandingkan lebar daun tanaman jagung dengan perlakuan naungan yaitu 7,7 cm. Hal ini dikarenakan tanaman jagung dengan perlakuan naungan lebih banyak mendapatkan sinar matahari sehingga proses fotosintesis lebih baik dibandingkan tanaman jagung dengan perlakuan naungan.
            Rata-rata lebar daun tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur 8 MST yaitu 5,3 cm dikarenakan tanaman jagung mengalami pertumbuhan vegetative yaitu pelebaran jumlah daun.
            Pada umur 8 MST rata-rata lebar daun tanaman jagung varietas bonanza dari 3 tanaman dengan perlakuan tanpa naungan lebih lebar dibandingkan lebar daun jagung dengan perlakuan naungan yaitu 9,4 cm. Hal ini dikarenakan pada perlakuan naungan tanaman lebih cenderung mecari sinar matahari dibandingkan tanaman dengan perlakuan tanpa naungan.
            Data rata-rata lebar daun tanaman jagung Bonanza dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3. Grafik Rata-rata Lebar Daun
3.4 Lingkar Batang
Dari praktikum yang dilakukan pada tanaman jagung varietas bonanza didapat data lingkar batang sebagai berikut:           
Tabel 4 : Tabel Pengamatan Lingkar Batang
Perlakuan
Lingkar batang Tanaman Jagung
4 MST
8 MST

Naungan
1,3
6,6
Tanpa
Naunagn
6,6
9,7
Sumber : laporan hasil praktikum fisiologi tumbuhan
Keterangan :    N         = Naungan
                        TN       = Tanpa Naungan
            Menurut tabel 3 diketahui rata-rata lingkar batang tanaman jagung dari 3 tanaman dengan perlakuan naungan pada umur 4 MST adalah 1,3 cm, sedangkan rata-rata lingkar batang tanaman jagung varietas bonanza dengan perlakuan tanpa naungan pada umur 4 MST adalah 6,7 cm, lebih besar lingkar batangnya dibandingkan dengan tanaman dengan perlakuan naungan  hal ini dikarenakan tanaman jagung dengan perlakuan tanpa naungan mendapatkan sinar matahari lebih baik dibandingkan tanaman jagung dengan perlakuan naungan.
            Rata-rata lingkar batang tanaman jagung varietas bonanza dengan perlakuan naungan pada umur 8 MST sedikit megalami kenaikan dari 2 minggu sebelumnya, lingkar batang tanaman mencapai 6,6 cm, hal ini dikarenakan tanaman jagung mengalami pertumbuhan vegetative yaitu jumlah sel yang terdapat pada batang Jagung mengalami pertambahan jumlah sehingga batang jagung bertambah besar.
            Rata-rata tinggi tanaman jagung varietas bonanza dengan perlakuan tanpa naungan pada umur 8 MST mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 2 minggu sebelumnya hingga lingkar batang tanaman jagung mencapai 9,7 cm.
            Rata-rata lingkar batang tanaman jagung Bonanza dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar 4. Grafik Rata-Rata Lingkar Batang


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Adapun pengertian dari pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang sifatnya irrenversible (tidak dapat balik) karena adanya pembelahan sel.
2.      Perlakuan dengan memberikan naungan pada tanaman akan mempengaruhi sifat morfologi tanaman. Morfologi tanaman yang bias dipengaruhi oleh naungan adalah batang tidak kokoh, karena garis tengah batang lebih kecil sehingga tanaman menjadi mudah rebah.
3.      Dari hasil praktikum yang dilakuklan diketahui bahwa tanaman jagung varietas bonanza dengan perlakuaan tanpa naungan mengalami pertumbubuhan vegetative yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman jagung bonanza yang diperlakukan naungan. Hal ini dikarenakan tanaman jagung adalah salah satu jenis tanaman yang memerlukan cahaya matahari yang banyak sehingga tanaman dalam naungan tidak tumbuh dengan baik.
5.2. Saran
            Dalam melakukan praktikum fisiologi tumbuhan, dalam teknik budidaya khususnya perawatan tanaman harus lebih diperhatikan baik yang diperlakukan di naungan maupun yang tanpa naungan sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Dan dalam proses pengambilan data harus lebih teliti supaya data yang diperoleh lebih akurat.

DAFTAR PUSSTAKA
A.Rahmi dan Jumiati. 2003 Anonim. 2008. Tanaman Jagung Manis (Sweet Corn.Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pemupukan POC Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis www.usahawantani.com/.../Tanaman-Jagung-Manis-Sweet.Corn..             Fakultas  Pertanian Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Samarinda
Anonym 1993.Syarat Tumbuh. . Penerjemah Herawati Susilo. Jakarta, Universitas Indonesia. 428 hal.
Effendi 1991. Intensitas Cahaya Matahari. Pada PT Perkebunan XV-XVI (Persero) PG. Gondang Baru Klaten (Sosial Ekonomi Pertanian)
Hasibuan 2006 Potosintesis USU Press. Medan.
Harizamrry. 2007. Artikel Jagung . http://harizamrry.com/2007/Jenis jenis Tanaman Jagung,
Kofranek, A.M.,1980. Morfoli tanaman jagung manis (sweat corn) Cut Chrysanthemum. In. Introduction to floriculture. Larson (ed). Acad. Press. New York. London.
Krishnamoorthy, H.N. 1981.  Jagung manis.Diakses di http://www.scribd.com/doc/38158723/jagung manis-no4.pdf,
Mitchell. 1991. Fisiologi tanaman budidaya. Penerjemah Herawati Susilo. Jakarta, Universitas Indonesia. 428 hal.
MarosDwijoseputro,1980 .Pemeliharaan Tanaman Jagung Jakarta.P.T.Gramedia.200p.Gardner, F.P., RB. Pearce and RL.
Muhachir 1998 Morfologi Tanaman Jagung.P. T.Gramedia.200p.Gardner, F.P., RB. Pearce and RL.
Micthelli 1991. Teknik Budidaya Tanaman Jagung. Cut Chrysanthemum. In. Introduction to floriculture. Larson (ed). Acad. Press. New York. London
Suprapto, 1990. Teknik Budidaya Tanaman Jagung Jakarta. P. T.Gramedia.2009.
Rukmana 2004. Bentuk Biji  Tanaman Jagung.Balai Penelitian Tanamanan Pangan Sukamandi (Geofisika Dan Meteorologi)











Tidak ada komentar:

Posting Komentar